Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Dua Varian Ini Dominasi Lonjakan Covid-19 di Singapura Hingga Tembus 14 Ribu Kasus 

 Otoritas kesehatan Singapura memantau peningkatan terkini infeksi Covid-19 di negara tersebut

Financial Express
COVID-19 DI SINGAPURA - Ilustrasi Covid-19. Otoritas kesehatan Singapura memantau peningkatan terkini infeksi Covid-19 di negara tersebut 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Otoritas kesehatan Singapura memantau peningkatan terkini infeksi Covid-19 di negara tersebut menyusul lonjakan lebih dari 3.000 kasus dalam seminggu terakhir.


The Health Ministry (MOH) and the Communicable Diseases Agency (CDA) menyatakan, estimasi jumlah kasus Covid-19 pada minggu 27 April hingga 3 Mei meningkat menjadi 14.200 kasus.

Baca juga: Covid-19 di Singapura Naik, Ada Varian Baru Lagi?


Naik, dibandingkan minggu sebelumnya yang hanya 11.100 kasus.


"Selama periode yang sama, rata-rata rawat inap harian Covid-19 meningkat dari 102 menjadi 133, tetapi rata-rata kasus harian di Unit Perawatan Intensif menurun dari tiga menjadi dua kasus. Rumah sakit saat ini mampu menangani peningkatan kasus," kata MOH dan CDA dilansir dari Malaymai.com, Rabu (14/5/2025). 

Baca juga: Covid-19 Kembali Mewabah di Bangkok, Pemerintah Umumkan 2.967 Kasus Baru dalam Seminggu Terakhir


Mereka mengatakan peningkatan kasus dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk memudarnya kekebalan populasi.


Diketahui ada dua varian yang mendominasi lonjakan kasus ini. 


Varian ini adalah LF.7 dan NB.1.8. Keduanya merupakan keturunan varian JN.1 dan varian Covid-19 utama yang beredar di Singapura.


Bersama-sama, keduanya menyumbang lebih dari dua pertiga kasus yang diurutkan secara lokal.


MOH dan CDA mengatakan tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya.


"Seperti halnya penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang Covid-19 berkala diperkirakan terjadi sepanjang tahun," kata MOH seraya menambahkan bahwa vaksinasi tetap efektif dalam melindungi terhadap penyakit parah.


Orang-orang yang berisiko tinggi terkena Covid-19 parah seperti mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang-orang yang rentan secara medis, atau penghuni fasilitas perawatan lanjut usia dianjurkan untuk terus memperbarui vaksinasi.


Petugas kesehatan dan orang yang tinggal atau bekerja dengan individu yang rentan secara medis juga dianjurkan untuk menerima vaksin.


Mereka juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi tindakan pencegahan dan mempraktikkan tanggung jawab pribadi dan sosial. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan