Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Covid-19 di Singapura Naik, Ada Varian Baru Lagi?

Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa kasus Covid-19 meningkat. Ada kemungkinan muncul covid-19 varian baru?

|
Freepik
COVID-19 SINGAPURA - Ilustrasi varian Covid-19 EG.5 atau Eris. Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa kasus Covid-19 meningkat. Ada kemungkinan muncul covid-19 varian baru? 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa kasus Covid-19 meningkat.

Warga diminta melakukan antisipasi seperti melengkapi diri dengan vaksinasi dan memakai masker di keramaian.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Bangkok Kembali Menggila, Festival Songkran Dituding jadi Biang Keroknya

Dari laporan resmi Kementerian Kesehatan Singapura dan Badan Pengendalian Penyakit Menular, estimasi jumlah kasus covid-19 pada minggu 27 April hingga 3 Mei 2025 meningkat menjadi 14.200 kasus.

Sementara jika dibandingkan pada minggu sebelumnya ada 11.100 kasus.

Masih diketerangan yang sama, pihak yang bersangkutan menyatakan, tidak ada indikasi terkait varian baru.

Baca juga: China Rilis Temuan Baru soal Covid-19, Asal-usul Virus Corona Akhirnya Terkuak

"Tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya," tulis keterangan itu.

Disinyalir peningkatan kasus dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk menurunnya kekebalan populasi.

Saat ini, LF.7 dan NB.1.8 (keduanya merupakan turunan dari varian JN.1) merupakan varian Covid-19 utama yang beredar di Singapura.

JN.1 juga merupakan varian yang digunakan dalam formulasi vaksin Covid-19 saat ini.

Vaksinasi tetap efektif dalam melindungi terhadap penyakit parah

Melihat kondisi ini, pemerintah Singapura meminta warganya pelaksanakan tanggung jawab pribadi dan sosial

Masyarakat diimbau untuk mematuhi tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan pribadi yang baik seperti sering mencuci tangan dan menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin.

Meminimalkan interaksi sosial dan perjalanan yang tidak perlu saat tidak sehat.

Maupun memakai masker di tempat ramai, atau saat menunjukkan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan/atau demam.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan