Virus Corona
Departemen Energi AS: Covid-19 Kemungkinan Besar Berasal dari Kebocoran Lab di Wuhan
Departemen Energi AS menyebut Covid-19 kemungkinan besar bocor dari laboratorium di Wuhan, tapi bukan sengaja dibuat untuk program senjata.
Tetapi WHO tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan itu.
Dikatakan penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa virus itu berasal dari kelelawar yang hinggap ke hewan perantara dan kemudian melompat ke manusia.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berpendapat bahwa semua kemungkinan hipotesis tentang asal usul virus tetap ada.
Ia juga telah meminta Beijing untuk mengizinkan penyelidikan lebih lanjut.
China sebelumnya menuduh AS mempolitisasi penyelidikan dan "mengkambinghitamkan" negara tersebut atas pandemi Covid-19.
WHO disebut "menutupi" penyelidikan
Mengutip Telegraph, di antara sejumlah pihak yang mengaitkan pandemi dengan kebocoran dari laboratorium China adalah Sir Richard Dearlove, mantan kepala badan intelijen MI6 Inggris.
Dalam wawancara tahun 2020 dengan The Telegraph, Sir Richard Dearlove mengatakan telah melihat laporan ilmiah oleh tim Inggris-Norwegia yang menunjukkan bahwa virus itu buatan manusia.
Tim tersebut menyebut dalam sebuah jurnal bahwa penyelidikan tentang asal-usul virus corona diam-diam disimpan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Penyelidikan awal oleh WHO pada tahun 2021 menyimpulkan bahwa Covid-19 muncul dari peristiwa limpahan hewan.
Tetapi kemudian terungkap penyelidik dipaksa menyebut kebocoran dari laboratorium tidak memungkinan, demi menghindari pertengkaran dengan China.
WHO menegaskan masih berusaha untuk menentukan asal muasal pandemi.
Di AS, asal-usul pandemi telah dipolitisasi dengan banyak Republikan, termasuk mantan presiden Donald Trump, yang bersikeras bahwa kesalahan ada pada China.
Temuan terbaru ini akan meningkatkan tekanan pada pemerintahan Biden untuk mengambil garis yang lebih kuat dengan China.
Pada bulan Januari, Presiden Joe Biden menyuarakan keprihatinan bahwa Beijing tidak melaporkan kematian akibat virus corona.
Hal ini dibantah oleh kementerian luar negeri China, yang bersikeras bahwa epidemi dapat dikendalikan.
Mereka menambahkan bahwa pihaknya telah bekerja sama sepenuhnya dengan WHO.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.