Virus Corona
Ahli Ungkap Tiga Kriteria Status Pandemi Covid-19 Bisa Dicabut: Tren Kasus hingga Cakupan Vaksin
Epidemiolog beberkan tiga kriteria status pandemi Covid-19 bisa dicabut: mengetahui pola tren kasus hingga memenuhi cakupan vaksinasi.
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah negara di Eropa mencabut aturan pengetatan aktivitas masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Mereka memilih untuk hidup bersamaaan dengan virus Covid-19.
Hal tersebut membuat sebagian publik bertanya-tanya kapan status pandemi dicabut.
Pakar Epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut ada tiga kriteria status pandemi Covid-19 bisa dicabut.
Ketiga kriteria ini pun dia usulkan pada WHO.
Baca juga: Dulu Disorot Jokowi, Ternyata 8.456 Lansia di Kota Bekasi Menolak Vaksinasi Covid-19, Ada Apa ?
Untuk mencabut status pandemi, kriteria pertama yang perlu dipenuhi adalah dunia harus mengetahui pola tren kasus virus Covid-19.
Apakah kasus Covid-19 akan melonjak pada jangka waktu tertentu, atau potensi penularan Covid-19 lebih besar terjadi pada daerah cakupan vaksinasi rendah.
"Kita sudah tahu trennya dari Covid-19. Misalnya, datang 4-6 bulan sekali, atau datang dari daerah yang cakupan vaksinasinya rendah," tutur Dicky kepada Tribunnews.com, Rabu (23/2/2022).
Kriteria kedua, yakni soal apakah Covid-19 masih sebagai virus dominan yang menyebabkan infeksi.
Sehingga perlu dibandingkan secara data dengan penyakit lain, apakah kasus Covid-19 masih banyak terjadi atau sudah menurun.

Baca juga: Update Covid-19 Global 24 Februari 2022: Total Infeksi Capai 429,6 Juta, Kasus Baru 1.706.782
Jika Covid-19 sudah tak mendominasi, status pandemi di dunia bisa berpotensi dicabut.
"Covid-19 tidak menjadi dominan lagi sebagai penyebab infeksi sehingga tidak emergensi."
"Jadi emergensi itu kasusnya dominan, cepat dan mengganggu fasilitas kesehatan maupun kematian. Kalau dari data, Covid-19 tidak dominan, tidak emergensi. Itu terpenuhi," kata dia.
Kriteria ketiga, perihal cakupan vaksinasi yang membentuk imunitas populasi masyarakat secara global.
Setidaknya 70 persen penduduk di dunia sudah divaksinasi dosis lengkap.