Virus Corona
Pakar Sebut Temuan Kasus Omicron di Indonesia Kemungkinan 8 Kali Lebih Besar Dari yang Dilaporkan
Vaksin Covid-19 berdampak positif melindungi diri dari paparan virus corona.
"Dari hasil trajectory (Covid-19) di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam dalam konferensi pers virtual, pada Minggu (16/1/2022).
Oleh karena itu kata Luhut, pemerintah melakukan sejumlah langkah mitigasi agar peningkatan varian Omicron dapat diminimalisir. Tujuannya agar lonjakan yang terjadi tidak membebani sistem kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Binda Sumut Hadirkan Spongebob dan Spiderman
Adapun langkah mitigasi yang dilakukan pemerintah yakni percepatan vaksinasi dan penegakkan disiplin protokol kesehatan.
"Pengetatan mobilitas akan menjadi opsi terakhir untuk dilakukan," kata Luhut.
Selain itu kata Luhut, pemerintah terus memperhatikan kasus Omicron yang terjadi di negara lain.
Misalnya kasus Omicron di Inggris dan Afrika Selatan yang saat ini telah melewati puncak harian kasus. Selain itu kasus Omicron di Amerika Serikat dan Perancis yang juga mulai melandai.
Baca juga: Update Covid-19 Global 18 Januari 2022: 5.563.793 Orang Meninggal karena Virus Corona
Pemerintah juga terus memonitor peningkatan kasus Omicron di India, Thailand, dan Filipina.
Luhut menyadari cepat atau lambat peningkatan kasus Covid-19 akan terjadi di Indonesia.
"Seperti yang terjadi kemarin dimana (kasus Covid-19 baru ) telah menyentuh angka 1.054 kasus per hari. Terakhir kita mencapai angka tersebut adalah pada tanggal 11 Oktober 2021 yang lalu. Tapi sore ini, hari ini juga menurun kembali di bawah 1.000 yaitu 800 sekian," kata Luhut.