Jumat, 3 Oktober 2025

Penanganan Covid

Satgas Minta Orang Tua Tidak Panik Jika Muncul KIPI: Biarkan Anak Istirahat

Vaksinasi untuk anak usia 6 sampai 11 tahun telah dimulai di sejumlah daerah dan segera menyusul daerah lain.

Biro Pers Presiden/KRIS
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di Kompleks SDN Cideng, Gambir, Jakarta, Rabu (15/12/2021). Di dampingi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Presiden Jokowi berkeliling dan mengajak ngobrol beberapa anak yang terlihat takut disuntik. TRIBUNNEWS/Biro Pers Presiden/Kris 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksinasi untuk anak usia 6 sampai 11 tahun telah dimulai di sejumlah daerah dan segera menyusul daerah lain.

Banyak orang tua yang khawatir pada efek samping dalam pemberian vaksin covid-19 tersebut.

Padahal layaknya pada orang dewasa vaksinasi untuk anak juga memberikan perlindungan tak hanya untuk diri sendiri melainkan juga lingkungan sekitar.

Menjawab kekhawatiran para orang tua mengenai KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), Cissy Kartasasmita menjelaskan, efek samping yang ada biasanya ringan dan akan hilang dalam dua sampai tiga hari.

“Efek samping yang dilaporkan, seperti rasa sakit pada tempat penyuntikan, kemerahan sedikit, bengkak, semua ringan dan hilang 2-3 hari. Secara umum, demam yang mungkin menyertai juga tidak tinggi. Bila ada sakit badan dan lemas, itu juga ringan,” ujarnya Rabu (15/12).

Namun demikian, ia menganjurkan setelah vaksinasi Ccovid-19 anak tetap diminta cukup istirahat dan dipantau gejala yang mungkin timbul.

Baca juga: Pemerintah Sebut Baru Sembilan Provinsi Capai Target Vaksinasi Covid-19 Lansia

Cissy juga mengatakan, vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun perlu dilaksanakan, meski jumlah anak yang sakit akibat terpapar Covid-19 tidak setinggi dan gejalanya tidak seberat orang dewasa.

“Biasanya ringan-ringan saja, tapi cukup mengkhawatirkan kalau jumlahnya mencapai 10 persen saja dari seluruh yang positif,” tutur Cissy

Namun terdapat kemungkinan menderita sakit lebih berat atau bahkan komplikasi berat sampai meninggal. Oleh karena itu, pemerintah meminta para orang tua untuk tidak ragu melakukan vaksinasi bagi putra-putrinya.

Cissy menjelaskan, vaksinasi anak sangat penting karena tidak hanya melindungi anak, melainkan juga lingkungannya, teman, guru, dan keluarga.

“Termasuk orang tua, nenek, kakek dan adik-adik balita yang belum bisa diimunisasi karena masih di bawah 5 tahun. Selain itu, vaksinasi anak akan melindungi kerabat yang belum dapat divaksinasi karena sakit berat atau punya komorbid,” ujarnya.

Ia menekankan, menyusul vaksinasi bagi kelompok remaja, dewasa dan lansia yang telah dilakukan, program pemberian vaksin pada anak 6-11 tahun ini juga akan mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.

Cissy juga menegaskan, vaksin yang digunakan aman dan berkhasiat.

“Vaksin aman karena telah mendapat EUA, izin emergensi BPOM dan dapat rekomendasi ITAGI,” tegasnya.

Sebelum diberikan EUA (Emergency Use Authorization), Cissy menjelaskan, vaksin telah melewati proses pengkajian ulang mengenai imunogenisitas dan keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved