Sabtu, 4 Oktober 2025

Penanganan Covid

FDA Sebut Vaksin Covid-19 Moderna Tidak Memenuhi Syarat untuk Dijadikan Booster: 2 Dosis Sudah Kuat

Para ilmuwan di FDA Amerika Serikat menyebut vaksin Moderna tidak memenuhi syarat untuk dijadikan booster Covid

AFP/FRED TANNEAU
Seorang petugas medis memegang botol vaksin Moderna Covid-19 di Quimper, Prancis barat. (23 Juli 2021). 

"Ya, kemungkinan perbedaan nyata, mungkin mencerminkan apa yang ada di dua botol itu," kata Profesor John Moore, pakar virus di Weill Cornell Medicine di New York.

"Tapi sungguh, seberapa penting perbedaan ini di dunia nyata?"

"Tidak pantas bagi orang yang menggunakan Pfizer untuk panik karena mereka mendapat vaksin yang lebih inferior."

Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Penyuntikan dosis ketiga itu dimaksudkan untuk memberikan proteksi tambahan kepada petugas kesehatan, terutama bagi yang merawat pasien Covid-19.?Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan?booster? vaksin untuk tenaga kesehatan (nakes) ditargetkan selesai pada minggu kedua Agustus 2021 dengan jumlah nakes yang menjadi prioritas penerima vaksin sebanyak 1.468.764 orang. Tribunnews/Jeprima
Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). (TRIBUNNEWS/Jeprima)

Bahkan dalam uji klinis asli dari tiga vaksin yang disahkan di AS (Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson) jelas bahwa vaksin J&J memiliki kemanjuran yang lebih rendah daripada dua lainnya.

Penelitian sejak itu telah membuktikan tren itu, meskipun J&J mengumumkan minggu ini bahwa dosis keduanya dapat meningkatkan kemanjurannya ke tingkat yang sebanding dengan yang lain.

Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna mengandalkan teknologi mRNA yang sama.

Dalam uji klinis awal, keduanya memiliki kemanjuran yang sangat mirip terhadap infeksi simtomatik: 95 persen untuk Pfizer-BioNTech dan 94 persen untuk Moderna.

Ini lah mengapa kedua vaksin ini kerap disebut "setara."

Perbedaan Tipis

Masih dilansir The Straits Times, tipisnya perbedaan muncul dari waktu ke waktu.

Vaksin tidak pernah secara langsung dibandingkan dalam studi yang dirancang dengan cermat.

Sehingga, data yang menunjukkan efek vaksin yang bervariasi sebagian besar hanya didasarkan pada pengamatan.

Hasil dari studi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk lokasi, usia populasi yang divaksinasi, serta saat mereka diimunisasi dan waktu antara kedua dosis, kata Dean.

Misalnya, vaksin Pfizer-BioNTech diluncurkan beberapa minggu sebelum Moderna untuk kelompok prioritas - lansia dan petugas kesehatan.

Kekebalan berkurang lebih cepat pada lansia, sehingga penurunan yang diamati pada kelompok yang sebagian besar terdiri dari lansia dapat memberikan kesan yang salah bahwa perlindungan dari vaksin Pfizer-BioNTech turun dengan cepat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved