Permintaan Melonjak, Pengusaha Ini Sampai Sulap Pabrik Furniture Miliknya jadi Gudang Peti Mati
Meski mendapatkan keuntungan besar dari peningkatan penjualan peti mati, Frans berucap jangan sampai permintaan bertambah
Beberapa hari lalu, pegawainya hanya ada 40 orang.
Dalam hitungan hari ia terus menambah orang seiring dengan permintaan.
Frans mengatakan telah mempekerjakan 150 orang untuk membuat peti mati khusus pasien Covid-19.
Permintaan dari DKI Jakarta yang paling banyak mengajukan pesanan ke pabrik milik Frans.

"Dari hari pertama juga DKI Jakarta tentu paling banyak order di sini," tutur Frans.
Selain DKI Jakarta order terbanyak adalah Tangerang dan Karawang.
Peti-peti buatan Frans juga telah mendarat sampai Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Bahkan, tak jarang sampai ke luar pulau Jawa.
"Paling sering sih Jabodetabek, pada jemput petinya ke sini pakai truk," sambung Frans.
Seperti yang disaksikan sendiri oleh Tribun, truk-truk besar tampak mengantre di depan pintu pabrik.
Terus tersebut datang dari berbagai rumah sakit di pulau Jawa.
"Barusan itu dari DKI Jakarta, ini lagi loading untuk Depok.
Nanti sore sudah nunggu tiga truk lagi," ujar dia.
Dalam satu truk, bisa membuat sampai 30 peti sekaligus tergantung pesanan.
Frans berucap jangan sampai permintaan bertambah lagi walau hal tersebut secara materi menguntungkan.
Sampai dia harus menyulap pabrik furniture miliknya jadi gudang peti mati.
"Kita kan di sini juga membantu pemerintah membantu menangani Covid-19, misi kemanusiaan juga.
Kita juga tetap berharap pandemi ini berakhir minimal meredalah," kata Frans. (Tribun Network/ega/fer/wly)