'Sering Diserang Buzzer', Begini Curhat Epidemiolog Selama Setahun Pandemi Covid-19
Dicky berharap bahwa apa yang terjadi pada 2020 hingga awal 2021 ini bisa menjadi pembelajaran semua pihak untuk bisa berkolaborasi atasi pandemi
"Ini suka duka (saya jadi Epidemiolog), padahal harus diketahui, saya ini 23 tahun di pemerintahan. Terlibat pengendalian pandemi juga pada level lokal, regional, nasional ya, global, saya di ASEAN lah, di OKI," jelas Dicky.
Baca juga: Komunikasi Terakhir Rina Gunawan dengan Manajernya, Ungkap Kondisinya Sempat Enakan
Oleh karena itu ia menegaskan, semua yang ia sampaikan telah didasarkan pada pengalamannya selama puluhan tahun sebagai Epidemiolog.
Saat banyak masyarakat lupa tentang wabah yang pernah terjadi di Indonesia seperti SARS dan flu burung (H5N1), dirinya masih jelas mengingat deretan wabah itu.
"Jadi apa yang saya sampaikan ini bukan modal dengkul, ada pengalaman puluhan tahun di situ. Yang mungkin sebagian besar masyarakat kita nggak ingat ketika SARS lah, ketika flu burung, segala macam (virus)," kata Dicky.
Saat itu, dirinya dan para Epidemiolog lainnya berupaya untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan wabah ini.
"Tapi saya berjibaku begitu, tidak hanya saya, banyak Epidemiolog lain terutama di sektor pemerintahan," tutur Dicky.
Sehingga ia kembali menekankan bahwa apa yang ia prediksi bukan tanpa data ataupun asal bicara.
Semua pernyataannya dapat dipertanggungjawabkan karena dirinya memiliki rujukan.
"Nah jadi kalau saya sampaikan, mengingatkan, memprediksi, sebetulnya besar kemungkinan terjadi ya. Bukan asal ngomong, bukan tanpa dasar, mau tentang GeNose, mau tentang strain baru made ini Indonesia (B117), mau tentang bahwa akhir pandemi. Ya semua itu bisa dipertanggungjawabkan, ada rujukannya," tegas Dicky.
Ia pun miris saat melihat ada masyarakat yang terpolarisasi dalam menanggapi prediksinya mengenai pandemi.
"Nah semua yang disampaikan ini tapi sering kali ditanggapinya negatif, walaupun ada juga yang tidak (berpikir negatif). Masyarakat ini terpolarisasi," papar Dicky.
Namun Dicky berharap bahwa apa yang terjadi pada 2020 hingga awal 2021 ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk bisa berkolaborasi dalam menangani pandemi.
"Tapi ini harus jadi penyadaran bahwa dalam situasi seperti ini kita harus membangun suasana yang berkolaborasi," kata Dicky.
Ia juga berharap agar masyarakat bisa semakin cerdas dalam melihat sesuatu dan bisa membedakan mana kritikan maupun prediksi berbasis ilmu (science) dan mana yang hanya asal bicara.
"Termasuk kritis, harus bisa dilihat mana kritik yang sifatnya berbasis science, murni, mana yang bukan. Bisa kelihatan kok, ada dasarnya, apalagi kalau ditanya apa rujukannya," pungkas Dicky.