Selasa, 7 Oktober 2025

Penanganan Covid

Tes Covid-19 Termurah di Dunia, Pakai GeNose Hanya Bayar Rp 400

Alat pendeteksi covid 19 melalui embusan napas dipastikan tidak lama lagi akan bisa digunakan oleh masyarakat luas.

Editor: Hendra Gunawan
dokumen ristekbin.god.id
Inovasi dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengembangkan teknologi pengendus Covid-19 (GeNose). GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 lewat embusan napas seseorang. 

“Penelitian-penelitian seperti ini di belakang kita banyak sekali, dari Irlandia, Israel, Singapura, itu sudah di depan pintu negara kita. Kalau kita tidak punya nasionalisme yang kuat, bisa jadi produk ini akan mengalami gangguan dalam pemasarannya. GeNose sampai sekarang ini masih menjadi terdepan,” ujarnya.

Ia menambahkan, selama ini pengembangan GeNose telah melibatkan unsur pentahelix, di antaranya akademisi, industri, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan media.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM, Prof Ir Panut Mulyono menuturkan UGM terus berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam pengendalian Covid-19. Ia melanjutkan, diharapkan GeNose dapat memutus penularan Covid-19 dengan keunggulan yang dimilikinya.

Di antaranya murah, cepat, tidak memerlukan teknisi khusus karena tidak invasif atau tanpa injeksi, berbasis elektronik yang mudah diproduksi secara massal, serta spesifikasi dan sensitivitasnya tinggi.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada RSUP Dr Sardjito dalam pelaksanaan uji diagnostik GeNose dengan pelaksanaan kegiatan pada pagi hari ini,” ujarnya.

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto mengatakan pihak RSUP Dr Sardjito sangat bangga dapat bergabung dengan tim dari UGM dalam mengembangkan GeNose ini.

“GeNose ini bagi kami sivitas hospitalia Sardjito dan sivitas akademika UGM ini memberikan penguatan atas identitas ke-Indonesia-an kita. Karena ini menjadi salah satu kebanggaan semua orang Indonesia dan mudah-mudahan kalau ini berhasil maka identitas kita sebagai bangsa Indonesia itu semakin kuat,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang peneliti GeNose dari FMIPA UGM, Dr Eng Kuwat Triyana membenarkan adanya perusahaan-perusahaan lain di dunia yang sedang bekerja dengan sistem yang sama seperti GeNose.

Menurutnya, pada akhir November GeNose akan diproduksi sebanyak 120-200 unit.

“Masih terbatas jumlahnya karena ini masih kapasitas sementara. Kapasitas totalnya cukup tinggi sekitar 50 unit per bulan. Dukungan dari pendana kami harus membuktikan dulu apakah ini reliable untuk masyarakat.

Masalah biaya kami bercita-cita biaya uji itu serendah mungkin agar niat sosial kita itu benar-benar tercapai,” jelasnya.

Saat ini hingga sekitar satu bulan ke depan, dilakukan uji diagnostik GeNose yang bertujuan menguji dan mengomparasikan alat ini dibandingkan dengan hasil diagnosis tes polymerase chain reaction (PCR) dari pasien di poli Covid-19.(Tribun Network/uti/fah/wly)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved