Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Menristek : Indonesia Butuh 400 Juta Vaksin Covid-19

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memprediksi, Indonesia membutuhkan 400 juta vaksin Covid-19.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas Uji Klinis Vaksin Covid-19 mengenakan APD saat akan melakukan proses penyuntikan vaksin kepada relawan di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Penyuntikan vaksin Covid-19 buatan China tersebut serentak dilakukan kepada 100 orang relawan di lima lokasi berbeda di Kota Bandung, yakni di Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit. Penyuntikan vaksin dilakukan setelah para relawan menjalani pemeriksaan spesimen usap pada kunjungan pertama dan hasilnya menunjukkan tidak terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memprediksi, Indonesia membutuhkan 400 juta vaksin Covid-19.

Untuk itu, kini tengah dikembangkan vaksin Merah Putih dengan pendekatan cepat, efektif, dan mandiri.

Hal itu diungkapnya dalam Konferensi Pers di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

"Kenapa kemandirian penting? karena Indonesia penduduknya 260 juta. Tentu semua membutuhkam vaksin dan ada kemungkinan pemberikan vaksin lebih dari satu kali per orang,"

"Kebutuhan vaksin Covid-19 bisa mencapai jumlah di atas 300 - 400 juta ampul," terang dia.

Baca: Menko Airlangga: Suntikan Vaksin Belum Tentu Hilangkan Ancaman Covid-19 Selamanya

Baca: Jepang akan Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Semua Penduduk

Mantan kepala Bappenas ini mengungkapkan, alasan itulah yang mendorong Indonesia harus pengembangan vaksin buatan dalam negeri.

"Otomatis membutuhkan kemandirian baik dalam sisi produksi dan sisi pengembangan bibit vaksin," lanjut Bambang.

Sebagai langkah awal, pihaknya akan membentuk Konsorsium Vaksin Merah Putih.

"Dalam rangka pengembangan bibit vaksinya, kami di Indonesia dengan segenap kekuatan penelitian dan pengembangan berupaya mengembangkan vaksin merah putih, di mana salah satu sedang dikembangkan Lembaga Eijkman yang berada di bawah Kemenristek BRIN," jelasnya.

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Pengembangan Vaksin Merah Putih Telah Mencapai 40 Persen

Sampai saat ini, Bambang mengatakan pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih sudah mencapai 40 persen.

"Khusus vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman bisa kami sampaikan tahapannya sekitar 40 persen dari keseluruhan tahapan," ujarnya.

Dirinya memaparkan, pengembangan vaksin Merah Putih menggunakan tiga platform, yakni platform subunit rekombinan yang berbasis sel mamalia maupun berbasis sel ragi.

Kemudian platform inactivated virus atau virus yang dilemahkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved