Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Atasi Pandemi Covid-19, Demokrat Minta Pemerintah Lepaskan Ego Sektoral

Herzaky Mahendra Putra mengatakan pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi virus corona dapat berhasil apabila tiap instansi melepaskan ego sektoral

Freepik
ilustrasi virus corona 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 dapat berhasil apabila tiap instansi terkait melepaskan diri dari ego sektoral.

Menurutnya semua instansi terkait harus saling berkoordinasi serta berkomunikasi dengan baik sebagai satu kesatuan. 

Penyerapan anggaran yang masih sangat rendah, seperti stimulus fiskal untuk insentif kesehatan baru terealisasi 7,22 persen setelah empat bulan diputuskan Presiden, menunjukkan para pejabat terkait masih berpola pikir business as usual.

Padahal, situasi sudah krisis saat ini. 

Baca: Dinyatakan Positif Covid-19, Mantan Sekda Sumatera Utara Nurdin Lubis, Ini Pesannya Bagi yang Kontak

Penderita Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 97 ribu per tanggal 25 Juli ini.

Padahal di awal Juni baru menyentuh angka 26 ribu. 

Dalam dua bulan, peningkatannya hampir empat kali lipat. 

"Perlu ketegasan dan keberanian presiden mengevaluasi kinerja para pembantunya," kata Herzaky dalam keterangannya, Senin (27/7/2020).

Pernyataan Herzaky tersebut disampaikan dalam diskusi publik Proklamasi Democracy Forum, “Mendamaikan Ekonomi dan Pandemi: New Normal Bukan Back to Normal”, Minggu, 26 Juli 2020 malam.

Baca: Doni Monardo : Panggil Warga yang Gelar Acara Tolak Acara Tes Covid-19 di Bali

Dalam diskusi daring yang diselenggarakan Badan Penelitan dan Pengembangan DPP Partai Demokrat ini, Herzaky mengatakan, peningkatan jumlah kasus secara drastis dan melonjaknya kasus harian secara konsisten dalam dua bulan terakhir, menjadi semakin menakutkan jika melihat jumlah tes per satu juta populasi di Indonesia, yang baru di angka 4,973 orang, per 25 Juli 2020.

Terkecil dari 24 negara terbanyak penderita covid-19.

Belum lagi mencermati indikator ekonomi.

Pertumbuhan kuartal I drop di angka 2,97 persen, terendah sejak 2001. 

Sedangkan di kuartal II, diprediksi terkontraksi semakin dalam, sehingga menyentuh angka minus 5,08.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved