Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Jenazah PDP Dipakaikan Popok, Ini Prosedur Pemulasaran Jenazah Covid-19 yang Benar

Beberapa hari lalu viral foto jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur tanpa dikafani dan hanya pakai popok.

Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
AFP/Bay Ismoyo
Petugas melakukan proses pemakaman jenazah korban virus corona (Covid-19) di sebuah Taman Pemakaman Umum (TPU), di Jakarta, Rabu (15/4/2020). Proses pemakaman korban positif Covid-19 maupun yang masih berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) harus mengikuti protokol kesehatan, yakni antara lain petugas mengenakan alat pelindung diri (APD), jenazah segera dikuburkan, dan keluarga yang hadir dibatasi seminimal mungkin. AFP/Bay Ismoyo 

"Jadi kain kafan itu sudah tidak basah oleh cairan tubuh tadi," kata dr Tonang. 

Baca: Makamkan Jenazah Covid-19 Hanya Berpopok Tanpa Kafan Apakah Boleh? Ini Syariatnya Berdasar Fatwa MUI

Setelah lapis kedua berupa kain kafan, jenazah kemudian diberikan lapisan ketiga berupa plastik lagi. 

Setelah diberi lapisan plastik, jenazah kemudian dimasukkan dalam kantung jenazah sebagai lapisan keempat. 

Di lapisan kelima, jenazah dimasukkan dalam peti jenazah. 

Setelah itu, terdapat lapisan keenam atau lapisan terakhir yakni peti jenazah dibungkus dengan plastik kembali.

"Memang dengan adanya cara seperti ini maka harapannya nanti tidak ada potensi penularan. Kenapa dengan plastik? karena dengan plastik, masa dia untuk rusak itu akan lebih lama daripada masa rusaknya sel tubuh manusia, sehingga dia tidak akan bocor. Harapannya begitu," beber dia. 

Keluarga Dizinkan Mensholatkan

Lebih jauh, dr Tonang menjelaskan, untuk jenazah muslim, bagi keluarga yang ingin mensholatkan tetap diberi kesempatan untuk mensholatkan. 

Namun demikian, keluarga diizinkan untuk mensholatkan saat jenazah sudah dalam kondisi masuk dalam peti dan terbungkus plastik. 

Jika keluarga tidak menyolatkan, jenazah dipastikan sudah disholatkan oleh petugas rumah sakit.

"Kalau untuk keluarga itu (mensholatkan) sudah dalam kondisi di dalam plastik dan di dalam peti. cleare, bersih, dibawa ke luar dari ruangan rumah sakit, baru kemudian keluarga silahkan kalau mau mensholatkan. Tapi di luar, di udarat terbuka supaya ini nanti resikonya menjadi kecil. Jadi, dikomunikasikan saja dengan pihak rumsah sakit, kami ingin mensholatkan," jelasnya. 

Baca: Supir Taksi India Menyambung Hidup Mengangkut Jenazah Korban Covid-19

Terkait pemakaman, dr Tonang mengatakan hal yang dihindari saat pemakaman adalah dari sisi berkerumumnya orang. 

Dari sisi jenazah, setelah dilakukan proses pemulasaraan jenazah dengan benar, dipastikan jenazah itu aman dan tidak menular. 

Karena itu, keluarga pun boleh menyaksikan pemakaman dari jarak dekat. 

"Yang dihindari adalah berkerumumunnya orang. Ini yang lebih bahaya. Kita tidak tahu apakah yang berkerumun sudah ada yang terinfeksi. Maka sebetulnya yang diharapkan adalah jangan terjadi penularan. Bahwa keluarga mau ikut mengantar boleh, yang penting dihindari kerumunannya."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved