Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pertambahan Kasus Corona di Indonesia Tembus 1.000 Lebih dalam 2 Hari Terakhir, Begini Tanggapan IDI

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyebut, angka tersebut dari munculnya klaster baru.

Penulis: Nuryanti
Editor: bunga pradipta p
Tangkap layar https://covid19.go.id/peta-sebaran
Lonjakan Kasus Corona 2 Hari Terakhir- Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyebut, angka tersebut dari munculnya klaster baru. 

"Pertama, harus dilihat kapasitas rumah sakit mampu menampung. Jadi kalau rumah sakit pusat dan lain penuh, itu berarti belum boleh melonggarkan."

"Kalau sudah turun, tempat tidur rumah sakitnya sudah mulai kosong, artinya mulai tanda-tanda baik," jelas dia.

Baca: Daftar 36 Tempat dengan Risiko Penularan Virus Corona Tertinggi saat New Normal: Bar di Peringkat 1

Baca: Sejumlah Pasukan Garda Nasional AS Positif Corona, Pengunjuk Rasa Didesak Lakukan Tes

Baca: Masyarakat Salah Artikan Makna New Normal Sebabkan Lonjakan Kasus Corona? Ini Penjelasannya

ilustrasi virus corona dan tenaga medis
ilustrasi virus corona dan tenaga medis (Tenaga medis dan ilustrasi corona virus.)

Ia pun menyinggung soal kemampuan pihak rumah sakit yang menangani pasien corona tersebut.

PSBB tak boleh dilonggarkan jika pihak rumah sakit sudah tak bisa menampung pasien corona.

"Tapi apakah rumah sakit tersebut mampu tidak personalianya, dokter spesialisnya menampung."

"Semakin tidak bisa, semakin (PSBB) tidak boleh dilonggarkan," ungkap Zubairi.

Selanjutnya, PSBB juga tak boleh dilonggarkan oleh pemerintah jika pasien yang meninggal terus bertambah.

PSBB yang sudah terlanjur dikendorkan, maka harus dibatalkan jika kondisi memburuk.

"Kedua, angka kematian menurun terus, kalau bertambah tidak boleh dikendorkan."

"Kalau sudah terlanjur dikendorkan, mulai dipikirkan apakah perlu dibatalkan pelonggaran PSBB," terangnya.

Kondisi disebut memburuk jika terus terjadi peningkatan kasus corona setiap harinya.

"Ketiga, data peningkatan terus, tapi dengan catatan sebagian adalah data pasien yang baru terdiagnosis padahal sudah lama terinfeksi," ujarnya.

Baca: Jaga Jarak Turunkan Risiko Penularan Corona hingga 85%, Dokter Reisa: Ini Langkah Pencegahan Terbaik

Baca: Pembukaan Sektor Pendidikan Berisiko Tinggi Penyebaran Corona, Kemungkinan Baru Dibuka Januari 2021

Baca: Lebih Dahsyat dari Ebola-HIV, Virus Corona Jadi Mimpi Buruk Pakar Penyakit Menular AS

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (smartraveller.gov.au)

Menurutnya, pemerintah minimal harus melakukan 40 ribu tes PCR setiap harinya.

Jumlah alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis juga harus cukup.

"Keempat, tes kita sudah 400 ribu lebih, tapi minimal harus 40 ribu lebih per hari."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved