Virus Corona
Ketua Umum IDAI Tegaskan Sekolah Tidak akan Dibuka Segera karena Kasus Covid-19 Anak Masih Tinggi
Pada Mata Najwa Rabu, (10/6/2020) lalu Ketua Umum IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan menegaskan agar sekolah tidak dibuka dahulu.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan menegaskan agar sekolah tidak dibuka dahulu di tengah pandemi virus corona.
Pernyataan itu dilontarkan Aman dalam acara Mata Najwa Rabu, (10/6/2020) lalu.
Ditanya tentang pernyataan IDAI yang menolak untuk membuka sekolah, dokter Aman mengatakan bahwa kasus anak masih tinggi.
"Memang kami mengeluarkan rekomendasi, karena kami yang merawat anak dan kami lihat bahwa kami harus selamatkan anak Indonesia," kata Aman.
"Saya masih ingat tanggal 19 diundang Nana, pada saat itu masih satu anak yang meninggal."
"Kasus saat itu belum sampai 20 yang positif, sekarang yang positif 1000 lebih, PDP 5000-an yang meninggal 30," jelasnya.
Dokter Aman menjelaskan bahwa jumlah ini bukanlah sekadar angka.
Dia menyoroti tingginya kasus infeksi Covid-19 pada anak saat ini.
"1200 itu berapa orang keluarga yang akan kehilangan ketika dia isolasi atau ada yang meninggal," ujarnya.
Angka-angka tersebut IDAI-lah yang mengamati selama ini.
Aman juga bertanya kepada Wali kota Bogor, Bima Arya tentang pengalamannya diisolasi saat terkena Covid-19 beberapa bulan lalu.
"Anak saya dokter Pak Wali Kota, hari Selasa ODP, hari Jumat Pneumonia dan ini hancur hati kami melihat dia diisolasi, Pak Wali Kota harusnya sadar perasaan ini," kata Aman.
Baca: Ridwan Kamil Tidak Ingin Buru-buru Buka Sekolah di Jawa Barat
Baca: Pengamat: Sikap Hati-hati Pemerintah untuk Putuskan Pembukaan Sekolah Sudah Tepat

Berkaitan dengan kesiapan sekolah, sejatinya IDAI telah mempersiapkan protokol kesehatan yang nantinya dilaksanakan.
"Kami sudah dua kali diundang rapat oleh Kemenkes dan Kemendikbud dan ada gugus tugas pada saat itu."
"Pada saat itu semua alihnya diserahkan kepada gugus tugas kapan sekolah ini akan dimulai."