Virus Corona
IDI: Kalau Kasus Corona Berturut-turut Naik Terus, Waktunya untuk Evaluasi Kembalikan ke PSBB Lagi
Zubairi Djoerban menyampaikan, tatanan new normal seharusnya tak diterapkan jika masih terjadi peningkatan kasus corona.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyampaikan, tatanan new normal seharusnya tak diterapkan jika masih terjadi peningkatan kasus corona.
Namun, apabila suatu daerah sudah terlanjur menerapkan dan terjadi peningkatan kasus, maka new normal harus dicabut.
Pemerintah daerah pun disebutnya harus kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sementara, Zubairi lalu mengungkapkan lima tanda suatu kondisi disebut membaik atau memburuk.
Di antaranya yakni:
1. Kapasitas Rumah Sakit
"Harus dilihat kapasitas rumah sakit mampu menampung. Jadi kalau rumah sakit pusat dan lain penuh, itu berarti belum boleh melonggarkan."
"Kalau sudah turun, tempat tidur rumah sakitnya sudah mulai kosong, artinya mulai tanda-tanda baik," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/6/2020).
2. Angka Kematian Pasien Corona
PSBB tak boleh dilonggarkan oleh pemerintah jika pasien yang meninggal terus bertambah.
PSBB yang sudah terlanjur dikendorkan, maka harus dibatalkan jika kondisi memburuk.
Baca: Ahli Epidemiologi Sebut Penerapan PSBB yang Tak Maksimal Dalang Lonjakan Kasus Corona di Indonesia
Baca: Pertambahan Kasus Corona di Indonesia Tembus 1.000 Lebih dalam 2 Hari Terakhir, Begini Tanggapan IDI
Baca: Isi Waktu Luang Selama Pandemi Virus Corona, Roy Marten Kini Punya Kanal YouTube

3. Peningkatan Kasus Corona
"Data peningkatan terus, tapi dengan catatan sebagian adalah data pasien yang baru terdiagnosis padahal sudah lama terinfeksi," ujarnya.
4. Tes PCR dan APD
Pemerintah minimal harus melakukan 40 ribu tes PCR setiap harinya.