Virus Corona
Doni Monardo: Di Indonesia, 1 Dokter Paru Layani 130 Ribu Warga
Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo mengingatkan agar masyarakat agar tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Pasalnya, kekuatan tenaga medis di Indonesia sangat terbatas.
Doni lantas mencontohkan dokter paru di Indonesia jumlahnya kurang dari 2 ribu orang.
Artinya, 1 orang dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga. Dengan jumlah tersebut, menurut Doni sulit menangani Covid-19 jika hanya mengandalkan tim kesehatan.
Baca: Dokter Reisa: Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
"Dokter paru kita kurang dari 2.000 orang, artinya 1 dokter paru itu menangani lebih dari 130 ribu warga negara kita," kata Doni saat memberi pemaparan di depan Presiden Joko Widodo di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/6).
Apa yang dipaparkan Doni itu sesuai dengan data yang dimiliki Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). PDPI sebelumnya juga pernah merinci bahwa jumlah dokter spesialis paru di Indonesia hanya 1.106 orang.
Karena itu PDPI memprediksi Indonesia bakal kekurangan dokter spesialis paru jika kasus positif corona terus melonjak tiap harinya.
Baca: Sepekan Jelang Liga Inggris Dimulai, Ditemukan Satu Kasus Positif Baru Covid-19
"Tentunya kurang kalau kasusnya tambah banyak," kata Ketua PDPI, Agus Dwi Susanto pada pertengahan Maret 2020 lalu.
Secara umum, jumlah dokter di Indonesia pada tahun lalu 81.011 orang. Persebaran terbanyak masih terpusat di Pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.
Meski jumlah tenaga medis sangat terbatas, Doni Monardo tak mau pesimis dengan penanggulangan virus Covid-19.
Dia yakin penanggulangan tetap bisa dilakukan secara optimal asalkan didukung penuh oleh masyarakat. Menurut Doni, langkah yang harus diutamakan saat ini adalah pencegahan terpapar virus corona.
Baca: Update Corona di Dunia Kamis 11 Juni Pagi, Total Kasus 7,4 Juta, Brasil Tambah 30.332 Sehari
Dodi mengatakan, upaya pencegahan ini membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. "Kami titik beratkan di upaya pencegahan, di sinilah kekuatan kita gotong royong," ucap Doni.
Langkah selanjutnya, kata dia, yakni melalui pendekatan keilmuan baik kesehatan, epidemiologi dan teknologi. Kemudian, memperkuat rantai komando dari pemerintah pusat hingga ke tingkat RT/RW untuk mengubah perilaku masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
"Kalau kita mampu ubah perilaku masyarakat, maka upaya kita pencegahan adalah langkah terbaik. Kalau ada rumah sakit, sebagaimana yang disampaikan Pak Menkes dan Presiden, hanya untuk yang sakit berat," ujarnya.
Doni juga menegaskan komitmennya terkait arahan Presiden Jokowi untuk tetap mempertahankan masyarakat yang tak tertular Covid-19 untuk tetap sehat.