Virus Corona
Klarifikasi: Viral Kondisi Wisma Atlet Pademangan dan Prosedur Tes Corona WNI dari Luar Negeri
Klarifikasi informasi mengenai ketidaknyamanan penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari luar negeri di Wisma Atlet Pademangan.
Narasi: "Yg hrs nginep di Wisma Atlet keluhannya: Kagak langsung diperiksa/tes. Terus bingung krn ga dpt kapan jadwal. Dampaknya, berasa jadi dongo krn ga ngapa2in."
"Jadi gini, kalau informasi ini karena memang orang ngumpul, orang banyak, capek, ada yang dapat informasi jelas ada yang tidak, mungkin pada awal itu tidak ada informasi jelas mengenai prosedur, cuma diarahkan, kurang rapi dan banyak yang bingung," ujarnya.
Janto berujar petugas memberi pilihan untuk dites malam itu juga, tanggal 20 Mei 2020 atau keesokan harinya.
"Istri saya waktu itu minta malam itu juga karena tidak mau bolak-balik, dari tower satu ke tower yang lain," ungkapnya.
Hasil PCR istri Janto keluar setelah tiga hari, tanggal 23 Mei 2020.
"Ada juga informasi tesnya keluar setelah 6 hari," ujarnya.
"Jadi ada yang langsung bisa tes ada yang tidak, bayangkan satu pesawat 40 orang, ada dua bus, yang melayani kan kurang," ungkapnya.
Narasi: "Merasa serem sumerem, krn selain penuh orang, fasilitasnya ga memadai. Nginep berhari-hari tapi tanpa protokol kesehatan covid-19."
"Nah ini agak bener, serem sumerem itu selain penuh orang, orang-orang yang bikin ngeri, ada yang pake masker ada yang buka maskernya," ujarnya.
"Kan bisa bercampur antara yang positif dan yang tidak, physical distancing yang tidak terjaga yang bikin serem.
Pergerakan orang di Wisma Atlet saat itu dianggap tidak terkontrol.
"Kan bisa bercampur antara yang positif dan yang tidak, physical distancing yang tidak terjaga yang bikin serem. Kalau fasilitgasnya cukup memadai," ujarnya.
Narasi: "Cemas, takut malah jadi pada positif covid. Krn kadang ketemu pasien yg lagi dirawat."
"Maksudnya gini, mereka kan di wisma kadang-kadang denger suara ambulans, nah pikirannya 'ini ada yang positif', dibawa ke tempat lain, nah itu yang bikin cemas,"
Narasi: "Hati menjadi jerih: kebersihan/ higienisitas fasilitas karantina dirasakan buruk, ruk!"