Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Video Lansia 71 Tahun Dihukum Polisi Gara-gara Nekat Buka Toko Sayur saat Lockdown

Seorang pria lanjut usia berumur 71 tahun di India nekat membuka toko sayurnya di tengah lockdown pandemi corona hingga dihukum polisi.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
independent.co.uk
Seorang pria lanjut usia berumur 71 tahun di India nekat membuka toko sayurnya di tengah lockdown pandemi corona hingga dihukum polisi. 

Selain pria tua tersebut, seorang wanita pemilik salon di Kota Dallas, Texas, Amerika Serikat nekat membuka usaha salonnya saat lockdown.

Ia adalah Shelley Luther yang berakhir di penjara lantaran ia juga menolak minta maaf sudah meremehkan aturan pembatasan sosial di kotanya.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, Luther sebenarnya diberi dua pilihan sebagai konsekuensi tindakan nekatnya.

Yakni minta maaf atas keegoisannya, membayar denda, dan menutup usahanya atau dipenjara.

Usaha salon dan cukur rambut sebenarnya sudah diberi kesempatan untuk buka nanti pada Jumat (8/5/2020).

Namun Luther terlanjur melanggar aturan dan membuka sebelum tanggal yang diizinkan.

Kepada hakim, Luther bersikukuh tindakannya tidak egois lantaran ia harus menghidupi anak-anaknya.

Usaha salon adalah satu-satunya jalan bagi Luther untuk mencari uang.

"Aku sangat tidak setuju pada Anda, Tuan, ketika Anda berkata saya egois, karena memberi makan anak-anak saya bukanlah hal yang egois," tegas Luther di pengadilan.

Luther juga mengaku memiliki pegawai yang harus memberi makan keluarga mereka.

Baca: Hasil Studi: Tes Cepat Covid-19 yang Dipuji Trump Banyak Hasilkan Negatif Palsu

Baca: Pakar Penyakit Menular Top AS Membantah Semua Klaim Covid-19 yang Sering Dilontarkan Donald Trump

Shelley Luther, seorang pemilik salon di Kota Dallas, Texas, Amerika Serikat nekat membuka usaha salonnya di tengah pembatasan akibat pandemi virus corona.
Shelley Luther, seorang pemilik salon di Kota Dallas, Texas, Amerika Serikat nekat membuka usaha salonnya di tengah pembatasan akibat pandemi virus corona. (insideedition.com)

"Saya juga punya hairstylist yang kelaparan karena pastinya mereka lebih memprioritaskan makanan untuk anak-anaknya," kata Luther.

Ia lebih memilih menerima konsekuensi dipenjara dibanding harus menutup usahanya.

"Jadi, jika Anda berpikir bahwa hukum lebih penting daripada memberi makan anak, maka silakan tentukan keputusan Anda," ujar Luther.

"Tapi saya tidak akan menutup salon," tegasnya.

Setelah ia menolak untuk minta maaf, akhirnya pengadilan memutuskan Luther harus dipenjara selama seminggu.

Dengan memilih opsi dipenjara, pegawai Luther memiliki kesempatan untuk membuka salon itu hingga seminggu sebelum waktu yang ditentukan.

Ternyata Luther juga dianggap memiliki kesalahan lain lantaran sebelumnya ia sudah pernah diperingatkan pejabat kota untuk menutup usahanya.

Kini Luther harus membayar denda sebesar 7.000 dolar AS atau sekitar Rp 105 juta.

(Tribunnews.com/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved