Virus Corona
Rekor Tertinggi Tambahan Kasus Corona di Indonesia, 689 Orang Dinyatakan Positif dalam 24 Jam
Dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (12/5/2020) hingga Rabu (13/5/2020), penambahan kasus corona di Indonesia catatkan rekor tertinggi.
Sementara itu epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru melonggarkan PSBB.
Menurut Pandu, setidaknya ada tiga indikator yang dapat diacu pemerintah sebelum melonggarkan PSBB.
"Pertama, indikator epidemiologi. Kasus positif Covid-19 menurun, pasien dalam pengawasan (PDP) menurun, kematian menurun. Itu selama observasi paling tidak dua minggu," ujar Pandu, Rabu (13/5/2020), dilansir Kompas.com.
Kedua, kapasitas tes Covid-19 yang dilancarkan pemerintah.
Menurut Pandu, turunnya jumlah kasus Covid-19 harus dipastikan bukan karena lemahnya kemampuan tes dan deteksi pemerintah.
Berdasar data Worldometers, saat ini Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk.
Adapun Filipina mampu memeriksa 1,6 orang per 1.000 penduduk.
Baca: Kasus Corona di Indonesia Masih Bertambah, Ernest Prakasa : Masih Mau Terlena Narasi Kurva Melandai?
Baca: Bayi Enam Bulan di Maluku Positif Virus Corona, Jadi Pasien Termuda
Pembanding lainnya, Malaysia mampu mengetes 8 orang dan Amerika Serikat 29 orang.
"Jadi nanti jangan penurunan kasusnya karena berkurangnya testing. Testing ini harus terus meningkat," kata Pandu.
"Indikator tes meningkat apa? Tidak boleh ada antrean sampel lagi. Kasus ditemukan kemarin, hari ini (hasilnya) keluar. Jadi, jeda tes hanya sehari. Semua PDP dan ODP sudah bisa diperiksa dalam waktu singkat," kata dia.
Sementara itu indikator ketiga, pemerintah harus mampu menjamin sistem layanan kesehatan jauh lebih kuat.
Pandu menyebut pengalaman dari beberapa negara yang telah melonggarkan lockdown seperti Jerman, China, dan Korea Selatan, terdapat peluang munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Vitorio Mantalean)