Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Rekor Tertinggi Tambahan Kasus Corona di Indonesia, 689 Orang Dinyatakan Positif dalam 24 Jam

Dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (12/5/2020) hingga Rabu (13/5/2020), penambahan kasus corona di Indonesia catatkan rekor tertinggi.

HERUDIN/HERUDIN
Suasana warga melintas di Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (13/5/2020). Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan sanksi kepada warga yang melanggar penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai dari aturan berkendara hingga pemakaian masker di luar rumah. Sanski tersebut berupa teguran hingga denda uang - Dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (12/5/2020) hingga Rabu (13/5/2020), penambahan kasus corona di Indonesia catatkan rekor tertinggi. 

Sementara itu epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru melonggarkan PSBB.

Menurut Pandu, setidaknya ada tiga indikator yang dapat diacu pemerintah sebelum melonggarkan PSBB.

"Pertama, indikator epidemiologi. Kasus positif Covid-19 menurun, pasien dalam pengawasan (PDP) menurun, kematian menurun. Itu selama observasi paling tidak dua minggu," ujar Pandu, Rabu (13/5/2020), dilansir Kompas.com.

Kedua, kapasitas tes Covid-19 yang dilancarkan pemerintah.

Menurut Pandu, turunnya jumlah kasus Covid-19 harus dipastikan bukan karena lemahnya kemampuan tes dan deteksi pemerintah.

Berdasar data Worldometers, saat ini Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk.

Adapun Filipina mampu memeriksa 1,6 orang per 1.000 penduduk.

Baca: Kasus Corona di Indonesia Masih Bertambah, Ernest Prakasa : Masih Mau Terlena Narasi Kurva Melandai?

Baca: Bayi Enam Bulan di Maluku Positif Virus Corona, Jadi Pasien Termuda

Pembanding lainnya, Malaysia mampu mengetes 8 orang dan Amerika Serikat 29 orang.

"Jadi nanti jangan penurunan kasusnya karena berkurangnya testing. Testing ini harus terus meningkat," kata Pandu.

"Indikator tes meningkat apa? Tidak boleh ada antrean sampel lagi. Kasus ditemukan kemarin, hari ini (hasilnya) keluar. Jadi, jeda tes hanya sehari. Semua PDP dan ODP sudah bisa diperiksa dalam waktu singkat," kata dia.

Sementara itu indikator ketiga, pemerintah harus mampu menjamin sistem layanan kesehatan jauh lebih kuat.

Pandu menyebut pengalaman dari beberapa negara yang telah melonggarkan lockdown seperti Jerman, China, dan Korea Selatan, terdapat peluang munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Vitorio Mantalean)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved