Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Rekor Tertinggi, 689 Tambahan Kasus Corona dalam 24 Jam, Moeldoko: Pemerintah Fokus Terapkan PSBB

Adanya 689 tambahan kasus positif virus corona Indonesia 24 jam terakhir menjadi tambahan tertinggi. Moeldoko menyebut pemerintah fokus terapkan PSBB

Editor: Ifa Nabila
Dok. KSP
Kepala Staf Presiden Moeldoko. 

"Ke depan kalau situasinya memburuk, kalau situasinya menuju ringan seperti apa. Kalau situasinya sedang seperti apa. Kalau berat seperti apa. Itu skenario-skenario yang dibangun seperti itu," ujar Moeldoko.

"Maka kalau muncul skenario ringan maka bisa-bisa nanti akan dijalankan kelonggaran atau kemarin yang sempat terlontar ialah relaksasi," lanjut mantan Panglima TNI itu.

Baca: Donald Trump Pangkas Dana untuk Peneliti Covid-19 yang Bekerjasama dengan Laboratorium Wuhan

Pandangan Epidemiolog

Sementara itu epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Menurut Pandu, setidaknya ada tiga indikator yang dapat diacu pemerintah sebelum melonggarkan PSBB.

"Pertama, indikator epidemiologi. Kasus positif Covid-19 menurun, pasien dalam pengawasan (PDP) menurun, kematian menurun. Itu selama observasi paling tidak dua minggu," ujar Pandu, Rabu (13/5/2020) siang, dilansir Kompas.com.

Kedua, kapasitas tes Covid-19 yang dilancarkan pemerintah.

Menurut Pandu, turunnya jumlah kasus Covid-19 harus dipastikan bukan karena lemahnya kemampuan tes dan deteksi pemerintah.

Berdasar data Worldometers, saat ini Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk.

Adapun Filipina mampu memeriksa 1,6 orang per 1.000 penduduk.

Pembanding lainnya, Malaysia mampu mengetes 8 orang, dan Amerika Serikat 29 orang.

"Jadi nanti jangan penurunan kasusnya karena berkurangnya testing. Testing ini harus terus meningkat," kata Pandu.

"Indikator tes meningkat apa? Tidak boleh ada antrean sampel lagi. Kasus ditemukan kemarin, hari ini (hasilnya) keluar. Jadi, jeda tes hanya sehari. Semua PDP dan ODP sudah bisa diperiksa dalam waktu singkat," kata dia.

Sementara itu indikator ketiga, pemerintah harus mampu menjamin sistem layanan kesehatan jauh lebih kuat.

Pandu menyebut pengalaman dari beberapa negara yang telah melonggarkan lockdown seperti Jerman, China, dan Korea Selatan, terdapat peluang munculnya gelombang kedua pandemi Covid-19.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Vitorio Mantalean)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved