Virus Corona
Pil Kina akan Dicoba Jadi Obat Corona, Pemerintah Prediksi Vaksin Covid-19 Baru Jadi Tahun 2021
Bambang mengutip Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang melakukan penelitian vaksin corona di Indonesia.
"Beberapa BUMN yang saat ini membuat alat kesehatan maka mungkin mereka memerlukan izin untuk penugasan khusus, untuk produksi beberapa alat kesehatan. Kami sudah mendengar bahwa menteri BUMN sendiri sudah bertemu dengan beberapa inovator dari ventilator yang tentunya perlu dilanjutkan dalam produksi tahap pasar," ucapnya.
Obat HIV
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan pihaknya akan melakukan uji klinis calon vaksin corona ke pasien Covid-19.
Salah satunya yang diuji adalah obat yang baru digunakan di Amerika Serikat, yakni remdesivir dan tiga jenis obat lainnya.
Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan untuk melakukan uji coba ini, Kemenkes akan bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat.
Untuk melakukan uji klinis, Kemenkes telah menunjuk PT Bio Farma (Persero) dan 22 rumah sakit yang nantinya akan melakukan pengujian.
"Indonesia juga terlibat dalam penelitian global Solidarity Trial dengan WHO untuk menguji empat kandidat obat yaitu remdesivir untuk obat ebola, lopinavir dan ritonavir obat untuk HIV/AIDS dan kombinasi obat hidroksiklorokuin untuk obat malaria," kata Oscar.
Selain obat-obatan, Indonesia juga terlibat dalam beberapa uji klinis untuk beberapa jenis perawatan Covid-19 seperti melakukan uji coba vaksin yang bekerja sama dengan Wuhan Institute of Biological Products di China.
Cara perawatan lainnya yang juga saat ini sedang dalam proses uji klinis adalah perawatan dengan plasma konvalesen.
Terapi ini dengan menggunakan plasma darah dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dan diberikan kepada pasien yang sedang sakit.
Oscar mengatakan, saat ini uji klinis masih dilakukan dengan kerja sama antara PMI-Lembaga Eijkman dan RSPAD Gatot Subroto. Terapi perawatan dengan plasma ini sedang menunggu izin etikal dari Kementerian Kesehatan.
Anggota Komisi VII Fraksi Golkar Maman Abdurrahman dalam rapat gabungan tersebut juga menyoroti izin produksi ventilator buatan dalam negeri yang tidak dimaksimalkan dalam menangani pasien Covid-19.
"Produk dalam negeri yang diciptakan BUMN dan Perguruan Tinggi seharusnya kan kita harus dorong. Bagaimana ceritanya kita malah milih barang dari luar sana. Wong yang punya uang kita, yang punya lembaga kita. Mengapa Kementerian Kesehatan tidak melegitimasi, ini terkesan ada indikasi permainan mafia kesehatan," kata Maman.
Ia menjelaskan bahkan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah membuat prototipe ventilator yang saat ini sudah dalam tahap uji coba endurance dan uji coba klinis.
"Jangan lagi pakai prosedural. Kemenristek itu sudah punya alat prototipe. Kemenkes hanya dengan alasan sertifikasi dan lainnya. Ini ada kesan menghambat," tambah Maman.