Virus Corona
Pil Kina akan Dicoba Jadi Obat Corona, Pemerintah Prediksi Vaksin Covid-19 Baru Jadi Tahun 2021
Bambang mengutip Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang melakukan penelitian vaksin corona di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebut kemungkinan paling cepat ditemukan vaksin untuk virus corona tahun 2021.
Bambang mengutip Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang melakukan penelitian vaksin corona di Indonesia.
Hal itu dikatakannya dalam rapat gabungan antara Komisi VI DPR RI, Komisi VII DPR RI dan Komisi IX DPR RI, Selasa (5/5).
Baca: China Bantah Tuduhan Jajaran Donald Trump soal Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan
"Mengenai waktunya masih sulit diperkirakan meskipun Eijkman mengatakan kemungkinan paling cepat satu tahun kira-kira dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik," kata Bambang.
Untuk mempercepat penelitian vaksin, Bambang mendorong dilakukan kerja sama dengan pihak luar. Ia berharap rentang waktu ditemukannya vaksin untuk pasien covid-19 akan lebih cepat.
Baca: Covid-19 Sudah Mulai Dapat Dikendalikan, Kuncinya Disiplin dan Patuh Pada Kebijakan Pemerintah
Baca: UPDATE Daftar Obat Pilihan yang Digunakan untuk Mengobati Covid-19: Remdesivir hingga Favipiravir
"Tentu kami mendorong kerja sama dengan pihak luar juga yang mengembangkan vaksin sehingga harapannya vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif terutama virus yang beredar di Indonesia," ucapnya.
Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya bekerja sama UI juga tengah menguji pil kina sebagai obat corona. Tentunya hal ini dikoordinasikan dengan WHO.
"Kami sampaikan ada multicentre clinical trial. Untuk Indonesia kita sedang dorong analisa terhadap pil kina oleh UI. Nanti pengujian koordinasi dengan standar WHO," ujar dia.
Selain itu, penggunaan plasma darah dari pasien yang sembuh juga menjadi perhatian. Saat ini masih dalam tahap riset di beberapa rumah sakit di Indonesia.
"Yang bisa jadi alternatif selama belum menemukan vaksin adalah terapi, terutama terapi convalescence plasma. Selain itu kita coba mengembangkan serum antivirus corona yang dibutuhkan 3 bulan untuk menghasilkan serum yang ampuh," tutur dia.
"Selain itu, UI mengusulkan pengobatan stem cell untuk memperbaiki paru yang rusak," sambung Bambang.
Bambang Brodjonegoro juga mendorong Kementerian Perindustrian dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mempercepat produksi alat kesehatan untuk penanganan pandemi covid-19. Mulai dari pemberian izin hingga menggandeng mitra kerja.
"Dukungan Kemenperin mencarikan industri mitra yang mau bekerja sama memproduksi hasil-hasil inovasi. Bantuan segala izin atau peraturan terkait," kata Bambang.
Dia juga mengusulkan Kementerian BUMN untuk memberikan izin atau penugasan khusus pada beberapa BUMN untuk melakukan produksi beberapa alat kesehatan hasil inovasi serta pembelian alat kesehatan untuk rumah sakit.
Bambang turut meminta BUMN membantu penyerapan dari hasil produksi ini baik itu ventilator, test kit, maupun beberapa alat kesehatan lain.