Virus Corona
Politikus PKS Desak Pemerintah Bantu Pekerja Migran Indonesia di Malaysia
Kurniasih Mufidayati mendesak pemerintah untuk menjalankan amanah Undang-undang menjamin terpenuhinya hak-hak Pekerja Migran Indonesia
Koordinator Pencegahaan Tim Gugus Tugas Kota Tanjungbalai, Usni Syahzuddin menyebutkan para WNI itu kemudian dievakuasi dengan menggunakan kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla) milik Lanal Tanjungbalai Asahan.
Baca: Bukan Karena Sakit Jantung atau Meninggal, Kim Jong Un Diduga Kena Musibah Lain Saat Uji Coba Nuklir
Baca: Jadwal Buka Puasa di Wilayah Denpasar Selama Ramadan 1441 H
Baca: Viral Video Sejumlah Pemuda Ngamuk dan Rusak Rumah Warga, Emosi Dilaporkan Karena Salat Berjamaah
"Sesampai di Pos Lanal Tanjungbalai Asahan di Bagan Asahan, dilakukan pemeriksaan kesehatan. Satu diantaranya ternyata menderita sakit deman dan sesak nafas," ungkap Usni, Senin.
Satu TKI ilegal yang menderita sakit itu kemudian langsung dibawa ke RSUD Tengku Mansyur, Kota Tanjungbalai dan langsung menjalani isolasi.
Adapun identitasnya diketahui bernama Suryani (19) warga Medan.
Sedangkan 43 orang lainnya yang dinyatakan sehat pasca-pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuh, lalu dijemput tim Gugus Tugas Kota Tanjungbalai untuk dibawa ke gedung Karantina Sementara.
Para WNI itu nantinya akan dijemput oleh pemerintah daerah masing-masing.
"Diantaranya ada yang dari Tanjungbalai 2 orang, Asahan, Labura, Batubara, Medan, Aceh, Kediri," sebut Usni.
Begitu dijemput, para WNI yang pernah bekerja di Malaysia itu diminta untuk melaksanakan karantina mandiri di rumah masing-masing elama 14 hari ke depan dan wajib melapor ke petugas puskesmas terdekat.
Sementara salah seorang TKI ilegal, bernama Ridho yang berhasil dievakuasi mengaku nekat meninggalkan Malaysia dengan menumpang kapal tongkang milik nelayan setempat, lantaran tidak memiliki pekerjaan lagi di negeri jiran tersebut, dampak dari penerapan lockdown yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
Di tengah laut, mereka kemudian dipindahkan ke sampan nelayan, terombang ambing di lautan sembari menunggu giliran untuk dijemput oleh kapal yang mau membawa mereka ke daratan.
"Ada tujuh hari di laut. Kalau makan kami minta-minta tolong sama kapal yang kebetulan lewat. Alhamdulillah ini datang kapal TNI jadi kami dibawa ke darat," ungkap Ridho.