Virus Corona
Trump Sebut Jokowi Telah Menelepon dan Meminta Ventilator ke AS
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta ventilator kepada dirnya.
Ventilator hanya berfungsi semburan saja, membantu dia bernafas, sambil menunggu penyakitnya itu sembuh.
Namun yang menjadi permasalahan, ventilator hanya ada di ICU dan tidak bisa disetting di tempat lain.
Baca: Di Tengah Pandemi Corona, Kakek Usia 99 Tahun Langsungkan Pernikahan di KUA Blora
Sementara pasien Covid-19 ini ditempatkan di ruang khusus atau isolasi.
"Tidak memungkinkan pada saat pasien Covid-19 ini gagal nafas dibawa ke ICU. Itukan akan mencemari pasien di ruang ICU itu," jelasnya.
Menurutnya, idealnya di ruang isolasi itu ada ventilator sendiri.
"Tapi itu agak susah disetting, karena perangkat untuk membangun ventilatot itu sangat mahal. 1 ventilator Rp 1 miliar," ujarnya.
Sampai saat ini, baru ruang infection Center di RSUP Wahidin Sudirihusodo yang memiliki ventilator sendiri.
"Di dalamnya kapasitasnya tidak banyak. Kalau tidak salah hanya ada tiga ventilator. Tidak tahu kalau dia buka lagi," ujarnya.
Sementara di RS lain seperti RS Plamonia atau yang lain memang tidak bisa.
"Karena tidak ada instalasi khususnya. Tapi saya tidak tahu di RS Sayang, apakah dibangun instalasi khusus lengkap dengan ventilatornya," katanya.
Berbeda dengan RSUD Daya Makassar, memang ada satu gedung yang difungsikan di sana.
"Ada sekitar 3 ventilator di sana. Jadi masalah instalasi ini tidak sembarang dia bisa ditolong. Ada perangkatnya yang rumit. Kalau dengan membangun gedung dan instalasi lengkap fasilitasnya lebih besar lagi biayanya," katanya.
Seperti wahidin infection center dipusatkan penyakit menular, seperti TBC, HIV. "Nah kalau gagal nafas adaji siap tapi itu untuk reguler," ujarnya.
Tiba-tiba ada wabah Covid-19, kapasitasnya tidak mencukupi.
"Kalau misalnya ada yang terventilator di dalam, lalu ada gagal nafas diluar. Itu yang biasaya meninggal," katanya.
Makanya, masyarakat harus tahu, bisa physical distancing agar tidak jadi PDP, atau positif corona.
"Makanya masyarakat harus mengerti keadaan. Tidak seimbang antara pasien dengan fasilitas dan medik yang ada," jelasnya.(*)
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunTimur/Muhammad Fadhly Ali)