Virus Corona
PMI Galakkan Peran Sibat Untuk Putus Mata Rantai Virus Corona di Lingkungan
"Di perkotaan kami mengandalkan media sosial, WhatsApp groups, tapi kalau di pedesaan berbeda," kata Dewi Ariyani
Dewi mengatakan, warga memang dianjurkan untuk melapor bila mengalami gejala corona dan tetangganya yang mengetahui kondisi warga tersebut hendaknya membantu bahkan menyemangatinya agar lekas sembuh.
"Di Bekasi dan Tangerang menurut Dewi sudah ada cerita yang di Komplek perumahan saling membantu warganya yang punya gejala, memastikan warganya yang bergejala mengisolasi diri di rumah selama 14 hari, memastikan kebutuhannya tercukupi," lanjutnya.
Pemahaman serupa itu dapat digalakkan PMI melalui Sibat.
Dewi meyakini, peran Sibat juga bakal lebih kuat dengan dukungan tokoh masyarakat.
"Beberapa tokoh seperti Syekh Ali Jaber, Aa Gym itu sudah turun kasih pemahaman ke masyarakat agar diam di rumah, jaga jarak, dan kalau ada yang sakit kita tolong pastikan mereka bisa mengakses layanan kesehatan. Kemudian bantu juga kebutuhan pokok mereka," ujarnya.
Pengoptimalan peran Sibat terus dimutakhirkan dengan pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan internet untuk terus berkomunikasi dengan relawan Sibat.
Baca: Aplikasi Fight Covid-19 Butuh Dukungan Penuh Untuk Digunakan Secara Nasional
"Kita galakkan via online, tele training tapi dia dengan timnya kan ada yang tergabung dalam gugus tugas. Seperti di NTB, mereka itu di setiap desa sebgaian menjadi bagian dari gugus tugas, mereka kan perlu ketemu tapi tetap PSBB, cabang mengarahkan," katanya lagi.
Selain menjadi salah satu sumber informasi di lingkungan masyarakat mengenai Covid-19 di Desa/Kelurahan-nya, Sibat juga diharapkan dapat melakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat dan mencatat saran, pertanyaan, atau keluhan masyarakat mengenai Covid-19 atau apa yang dibutuhkan masyarakat.