Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Peneliti Inggris Perkirakan Wabah Virus Corona Ada di China Sejak September 2019

Para peneliti di Inggris memperkirakan wabah Covid-19 ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah pada awal September 2020.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
Andolu New Agency
Ilustrasi Virus Corona 

Asal virus corona sempat jadi alat politik

Asal virus corona telah menjadi masalah yang sensitif di dalam dunia perpolitikan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulang kali menyebut virus corona atau Covid-19 adalah "virus China".

Sementara Beijing menggaungkan konspirasi, virus itu dibuat dan diperkenalkan ke China oleh tentara Amerika.

Beberapa kabar menyebut virus corona berasal dari laboratorium keamanan hayati di Wuhan.

Namun teori asal 'laboratorium hayati' itu dibantah oleh para peneliti top dunia.

Pasalnya, semua bukti ilmiah yang ada di virus corona, menunjukkan keaslian yang alami.

Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT
Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT (AFP/STR)

Baca: Peneliti AS: Untuk Kendalikan Penularan Covid-19, Lockdown Harus Dilakukan Minimal 6 Minggu

Studi Cambridge yang sedang berlangsung dapat menjelaskan lebih lanjut tentang persoalan tersebut.

"Jika saya dipaksa menjawab, saya akan mengatakan penyebaran asli di mulai lebih mungkin di China selatan daripada di Wuhan," kata Forster.

"Tetapi bukti yang tepat hanya bisa di dapat dari menganalisis lebih banyak kelelawar atau kemungkinan hewan inang potensial lainnya."

"Termasuk juga menganalisis sampel jaringan yang diawetkan di rumah sakit Tiongkok yang disimpan antara September dan Desember," sambungnya.

Terakhir, Forster mengaku proyek penelitian yang sedang ia kerjakan akan membantu untuk memahami bagaimana transmisi virus corona terjadi.

Dapat juga membantu generasi sekarang untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved