Virus Corona
Ibadah Haji 2020 Terancam Ditiadakan
Pandemi COVID-19 atau virus corona membuat penyelenggaraan ibadah haji 2020 terancam batal.
*Kepastian Diumumkan Akhir April
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi COVID-19 atau virus corona membuat penyelenggaraan ibadah haji 2020 terancam batal.
Dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VIII DPR, Plt Sekjen Kemenag/Dirjen PHU, Nizar Ali meminta DPR bersikap tegas jika hingga Mei belum ada kepastian dari Arab Saudi.
Dalam rencana Kemenag, pemberangkatan rombongan haji kloter pertama ke Arab Saudi adalah pada tanggal 26 Juni. Adapun pemulangan pertama usai haji dari Arab Saudi 5-20 Agustus.
"Kami mohon saran masukan kira-kira waktu kapan kita menentukan jalan atau tidak. Karena mempertimbangkan yang kedua tadi, cukup waktu ini bagi kami pelaksana," tutur Nizar saat rapat virtual, Rabu (15/4/2020).
"Karena lebaran 24 Mei, jadi sampai akhir Mei, misalnya pemerintah Saudi belum memberikan kejelasan, maka saya mohon teman-teman untuk memutuskan untuk tidak berangkat (haji ditiadakan -red). Karena ketercukupan waktu kami untuk mempersiapkan segitu," imbuhnya.
Baca: Panik, Pengunjung Kafe di Surabaya Bubar Setelah Tahu Teman Nongkrongnya Positif Corona
Baca: Virus Menyebar di Kapal Induk, 700 Angkatan Laut Prancis Positif Terinfeksi Covid-19
Baca: Operasional KRL Diusulkan Berhenti Selama PSBB, Begini Kata Stafsus Menteri BUMN
Nizar menuturkan, pihaknya masih mampu mempersiapkan ibadah haji hingga setelah lebaran atau akhir Mei. Sebab, saat ini, seluruh persiapan sebenarnya sudah hampir selesai.
"Karena semuanya sudah go, tinggal mengoptimalkan gerak cepatnya dalan konteks ini. Kan pelunasan sudah, layanan transportasi sudah. Jadi saya pikir, Mei masih memungkinkan untuk keputusan itu," tuturnya.
Hingga saat ini, kata Nizar, hotel bintang lima yang biasa digunakan jemaah haji dialihfungsikan menjadi tempat karantina masyarakat yang baru datang ke Saudi. Kondisi tersebut terjadi di hotel-hotel di sekitar Makkah.
Selain haji, ia juga meminta ibadah umrah di Bulan Ramadan dijadwalkan ulang.
Apalagi, di Saudi, pemerintah setempat sudah melarang salat tarawih dilakukan berjemaah di masjid.
"Kemenag akan melakukan kajian dan insyaAllah minggu ke-4 April sudah ada keputusan," ujar Nizar.
"InsyaAllah awal atau akhir minggu ke-4 April akan mengumumkan jadi atau tidaknya haji. Ini informasi terupdate progress Arab Saudi. Saya mudah-mudahan ini bisa paling enggak ada keputusan pasti," ucapnya.
Sebelumnya, Menag Fachrul Razi sudah menyampaikan skenario haji di tengah corona. Skenario pertama yaitu tetap haji dengan asumsi corona mereda, kedua tetap haji tapi kuota dikurangi setengah.
Ketiga, haji ditiadakan. Menurut Nizar, jika penyelenggaraan ibadah haji 2020 tetap dilaksanakan, maka salah satu skenario yang disiapkan adalah pembatasan kuota.