Virus Corona
Dokter Spesialis Paru Kembali Ingatkan Bahaya Semprot Disinfektan ke Tubuh Manusia
Dokter Spesialis Paru, Jaka Pradipta kembali mengingatkan masyarakat terkait bahayanya penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh manusia.
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Spesialis Paru, Jaka Pradipta kembali mengingatkan masyarakat terkait bahayanya penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh manusia.
Karena sejatinya, disinfektan digunakan untuk membersihkan permukaan benda mati agar virus corona mati.
Jaka menyebut penyemprotan cairan disinfektan ke manusia dapat memiliki risiko buruk bagi kesehatan.
Bahkan ia menyebut jika hal itu terus dilakukan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kanker.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Tanya Jawab Covid-19 Sapa Indonesia Pagi yang disiarkan langsung oleh Kompas Tv, Rabu (15/4/2020).
Sebelumnya Jaka menjawab pertanyaan warganet terkait disinfektan seperti apa yang baik untuk membasmi Covid-19.
"Memang banyak sekali merk-merk disinfektan untuk membasmi Covid-19," ujar Jaka.

"Tapi paling mudah adalah Chloride yang paling gampang bisa kita dapatkan dari deterjen, pemutih pakaian. Nanti tinggal diencerkan satu banding sepuluh, lalu dapat disemprotkan," jelas Jaka.
"Jadi ini mudah, murah dan dapat kita gunakan di rumah," imbuhnya.
Kendati demikian Dokter Spesialis Paru ini kembali mengingatkan untuk tetap berhati-hati dalam menyemprotkan cairan disinfektan ini.
"Tetapi harus hati-hati bahwa disinfektan itu jangan terkena ke badan, kulit apalagi terhirup dalam jangka waktu lama," kata Jaka.
Hal ini dikarenakan dapat beresiko terhadap suatu penyakit.
Sehingga Jaka menyarankan masyarakat untuk memakai masker jika akan menyemprokan disinfektan.
"Saat menyemprotkan disinfektan sebaiknya memakai masker, karena itu kan aerosol dan akan terhirup," jelasnya.
Baca: WHO dan IDI Ungkap Merokok Meningkatkan Risiko Terjangkit Virus Corona, Ini Penjelasannya
Baca: WHO: Virus Corona Covid-19 10 Kali Lebih Mematikan Daripada Flu Babi
"Mungkin sesekali dua kali tidak apa-apa, tetapi sangat bahaya untuk jangka panjang," tegas Jaka.