Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

UPDATE Kasus Corona di Sulawesi Selatan 8 April: Tambah 3 Pasien Meninggal Dunia, 23 Sembuh

Perkembangan kasus sebaran virus corona (Covid-19) di wilayah Sulawesi Selatan per 8 April 2020.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Covid-19 

Sembuh: 14

Meninggal: 22

Sulawesi Selatan

Terkonfirmasi: 127

Sembuh: 21

Meninggal: 6

Sumatera Utara

Terkonfirmasi: 59

Sembuh: 0

Meninggal: 4

Bali

Terkonfirmasi: 49

Sembuh: 18

Meninggal: 2

Daerah Istimewa Yogyakarta

Terkonfirmasi: 41

Sembuh: 6

Meninggal: 7

Papua

Terkonfirmasi: 38

Sembuh: 3

Meninggal: 2

Kalimantan Timur

Terkonfirmasi: 32

Sembuh: 4

Meninggal: 1

Kalimantan Selatan

Terkonfirmasi: 22

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Kalimantan Tengah

Terkonfirmasi: 20

Sembuh: 6

Meninggal: 0

Sumatera Barat

Terkonfirmasi: 18

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Sumatera Selatan

Terkonfirmasi: 16

Sembuh: 1

Meninggal: 2

Kalimantan Utara

Terkonfirmasi: 16

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Lampung

Terkonfirmasi: 15

Sembuh: 0

Meninggal: 1

Riau

Terkonfirmasi: 12

Sembuh: 1

Meninggal: 0

Sulawesi Tenggara

Terkonfirmasi: 11

Sembuh: 1

Meninggal: 0

Nusa Tenggara Barat

Terkonfirmasi: 10

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Kalimantan Barat

Terkonfirmasi: 10

Sembuh: 3

Meninggal: 2

Kepulauan Riau

Terkonfirmasi: 9

Sembuh: 2

Meninggal: 1

Sulawesi Utara

Terkonfirmasi: 8

Sembuh: 1

Meninggal: 1

Aceh

Terkonfirmasi: 6

Sembuh: 0

Meninggal: 1

Sulawesi Tengah

Terkonfirmasi: 5

Sembuh: 0

Meninggal: 2

Maluku

Terkonfirmasi: 3

Sembuh: 1

Meninggal: 0

Jambi

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Bengkulu

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 1

Kepulauan Bangka Belitung

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 1

Sulawesi Barat

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Maluku Utara

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 0

Papua Barat

Terkonfirmasi: 2

Sembuh: 0

Meninggal: 1

Baca: Bahaya Virus Corona Dapat Diketahui dari Gejala Ringan hingga Berat, Berikut 11 Cara Pencegahannya

Masyarakat Garda Terdepan Pemutus Rantai Penularan Covid-19

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat merupakan garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.

Oleh karena itu, ia pun mengimbau pada masyarakat agar tetap disiplin untuk mengikuti arahan berada di rumah, menjaga jarak, serta bekerja, belajar, beribadah dari rumah.

Wiku pun menyampaikan konsep yang harus dipegang dalam menghadapi wabah virus corona ini.

Baca: Putus Rantai Virus Corona, Ini Himbauan Menpora Kepada Masyarakat

"Marilah kita semua dalam mencegah dan menangani Covid-19 ini, konsep yang kita pegang adalah 'kenali musuhmmu, kenali dirimu, seribu kali kau perang, seribu kali kau menang'," tutur Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Minggu.

"Kita perlu tahu siapa musuh kita, untuk melindungi diri kita. Mengenali musuh dan car penularannya melalui droplet yang masuk ke dalam tiga pintu utama yaitu mata, hidung, dan mulut, yang dibawa oleh jari kita," sambungnya.

Maka dari itu, Wiku menekankan, penggunaan masker kain tiga lapis serta mencuci tangan sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan.

Wiku menyebutkan, Tim Pakar telah menyampaikan, terdapat tiga jenis masker yaitu masker kain, masker bedah, dan masker N95.

"Tenaga medis yang kontak dengan pasien harus menggunakan masker bedah, masker N95," kata Wiku.

"Ini masker kain untuk masyarakat, yang bisa digunakan oleh masyarakat," sambungnya. 

Kewajiban masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah juga disampaikan Achmad Yurianto.

Menurut Yuri, anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Virus Corona
Virus Corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved