Virus Corona
UPDATE Kasus Corona di Sulawesi Selatan 8 April: Tambah 3 Pasien Meninggal Dunia, 23 Sembuh
Perkembangan kasus sebaran virus corona (Covid-19) di wilayah Sulawesi Selatan per 8 April 2020.
TRIBUNNEWS.COM - Terdapat tambahan tiga pasien positif corona (Covid-19) di Sulawesi Selatan yang meninggal dunia.
Hal itu diketahui berdasarkan data terbaru per Rabu (8/4/2020), pukul 11.18 WITA, yang disiarkan di laman covid19.sulselprov.go.id.
Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Sulawesi Selatan pun meningkat menjadi 11 kasus.
Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh pun bertambah 2 orang, sehingga kini terdapat 23 kasus yang sembuh.
Berdasarkan data terbaru di laman tersebut, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 122.

Hal itu menunjukkan adanya penambahan kasus sebanyak 10 orang.
Menurut data yang dilansir dari laman covid19.sulselprov.go.id, berdasarkan data per 7 April 2020 pukul 11.14 WITA, jumlah pasien positif corona berjumlah 112 kasus.
Sementara itu, sebelumnya, 21pasien dinyatakan sembuh dan 9 pasien positif Covid-19 meninggal dunia.
Baca: UPDATE Kasus Corona di DKI Jakarta Hari Ini: 1.552 Kasus Positif Tersebar di 880 Kelurahan
Namun, data ini berbeda dengan yang dilaporkan melalui laman covid19.go.id.
Menurut pantauan Tribunnews.com di laman covid19.go.id, kasus positif corona di Sulawesi Selatan berjumlah 127 pasien per 8 April 2020 pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh ada 21 orang.
Sedangkan, pasien meninggal dunia berjumlah 6 orang.
Dilansir dari laman Sulsel Tanggap Covid-19, dari total 122 kasus terkonfirmasi positif di Sulawesi Selatan, 88 pasien di antaranya masih menjalani perawatan.
Adapun total 306 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Baca: Cara Mencegah Virus Corona hingga Gejala Ringan yang Tak Boleh Disepelekan
Sebanyak 262 PDP masih dirawat, sedangkan 33 pasien dinyatakan sehat dan 11 pasien lainnya meninggal dunia.
Sementara itu, total Orang Dalam Pemantauan di Sulawesi Selatan kini berjumlah 2.420 orang.
Sebanyak 1.486 ODP masih dalam proses pemantauan, sedangkan 934 ODP lainnya telah selesai dipantau.
Perkembangan Kasus Corona di Indonesia
Yuri menyampaikan, pasien Covid-19 di Indonesia naik menjadi 2.956 pasien, Rabu (8/4/2020).
Jumlah tersebut meningkat sebanyak 218 orang dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, Selasa (7/4/2020).
Kasus kematian akibat Covid-19 pun bertambah 19 orang, sehingga kini total kasus kematian berjumlah 240 kasus.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona hingga Gejala Ringan yang Tak Boleh Disepelekan
Baca: BREAKING NEWS - Jumlah Pasien Positif Corona di Indonesia Naik jadi 2.956
Kendati demikian, terdapat 18 pasien yang dinyatakan sembuh.
Kini total pasien sembuh bertambah menjadi 222 orang.
Hal itu Yuri sampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube BNPB, Rabu (8/4/2020) sore.
"Dari pemeriksaan PCR yang kami dapatkan, ada 218 kasus baru sehingga total menjadi 2.956 kasus," kata Yuri.
"Ada 18 kasus yang sudah sembuh sehingga total menjadi 222 kasus dan ada 19 kasus yang meninggal sehingga total menjadi 240 kasus," sambungnya.
Menurut data sebelumnya, jumlah pasien positif corona terhitung 2.738 pasien per 7 April 2020.
Sementara total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 204 orang dan pasien yang meninggal dunia berjumlah 221 orang.
Sebaran kasus Corona per provinsi di Indonesia, berdasarkan data yang dilansir dari covid19.go.id :
DKI Jakarta
Terkonfirmasi: 1,470
Sembuh: 70
Meninggal: 114
Jawa Barat
Terkonfirmasi: 365
Sembuh: 17
Meninggal: 35
Banten
Terkonfirmasi: 212
Sembuh: 7
Meninggal: 18
Jawa Timur
Terkonfirmasi: 196
Sembuh: 46
Meninggal: 16
Jawa Tengah
Terkonfirmasi: 140
Sembuh: 14
Meninggal: 22
Sulawesi Selatan
Terkonfirmasi: 127
Sembuh: 21
Meninggal: 6
Sumatera Utara
Terkonfirmasi: 59
Sembuh: 0
Meninggal: 4
Bali
Terkonfirmasi: 49
Sembuh: 18
Meninggal: 2
Daerah Istimewa Yogyakarta
Terkonfirmasi: 41
Sembuh: 6
Meninggal: 7
Papua
Terkonfirmasi: 38
Sembuh: 3
Meninggal: 2
Kalimantan Timur
Terkonfirmasi: 32
Sembuh: 4
Meninggal: 1
Kalimantan Selatan
Terkonfirmasi: 22
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Kalimantan Tengah
Terkonfirmasi: 20
Sembuh: 6
Meninggal: 0
Sumatera Barat
Terkonfirmasi: 18
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Sumatera Selatan
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 1
Meninggal: 2
Kalimantan Utara
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Lampung
Terkonfirmasi: 15
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Riau
Terkonfirmasi: 12
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Sulawesi Tenggara
Terkonfirmasi: 11
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Nusa Tenggara Barat
Terkonfirmasi: 10
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Kalimantan Barat
Terkonfirmasi: 10
Sembuh: 3
Meninggal: 2
Kepulauan Riau
Terkonfirmasi: 9
Sembuh: 2
Meninggal: 1
Sulawesi Utara
Terkonfirmasi: 8
Sembuh: 1
Meninggal: 1
Aceh
Terkonfirmasi: 6
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Tengah
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 0
Meninggal: 2
Maluku
Terkonfirmasi: 3
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Jambi
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Bengkulu
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Kepulauan Bangka Belitung
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Maluku Utara
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Papua Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Baca: Bahaya Virus Corona Dapat Diketahui dari Gejala Ringan hingga Berat, Berikut 11 Cara Pencegahannya
Masyarakat Garda Terdepan Pemutus Rantai Penularan Covid-19
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat merupakan garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau pada masyarakat agar tetap disiplin untuk mengikuti arahan berada di rumah, menjaga jarak, serta bekerja, belajar, beribadah dari rumah.
Wiku pun menyampaikan konsep yang harus dipegang dalam menghadapi wabah virus corona ini.
Baca: Putus Rantai Virus Corona, Ini Himbauan Menpora Kepada Masyarakat
"Marilah kita semua dalam mencegah dan menangani Covid-19 ini, konsep yang kita pegang adalah 'kenali musuhmmu, kenali dirimu, seribu kali kau perang, seribu kali kau menang'," tutur Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Minggu.
"Kita perlu tahu siapa musuh kita, untuk melindungi diri kita. Mengenali musuh dan car penularannya melalui droplet yang masuk ke dalam tiga pintu utama yaitu mata, hidung, dan mulut, yang dibawa oleh jari kita," sambungnya.
Maka dari itu, Wiku menekankan, penggunaan masker kain tiga lapis serta mencuci tangan sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan.
Wiku menyebutkan, Tim Pakar telah menyampaikan, terdapat tiga jenis masker yaitu masker kain, masker bedah, dan masker N95.
"Tenaga medis yang kontak dengan pasien harus menggunakan masker bedah, masker N95," kata Wiku.
"Ini masker kain untuk masyarakat, yang bisa digunakan oleh masyarakat," sambungnya.
Kewajiban masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah juga disampaikan Achmad Yurianto.
Menurut Yuri, anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)