Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Penelitian Sebut 'Lockdown' Harus Dilakukan Selama 6 Minggu agar Efektif Kendalikan Wabah Corona

Penelitian menunjukan lockdown harus berlangsung selama enam minggu agar bisa efektif untuk mengendalikan wabah corona.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Ifa Nabila
AFP/JEWEL SAMAD
Seorang petugas keamanan berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di New Delhi. Kamis (26/3/2020). (AFP/Jewel SAMAD) 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti di Amerika Serikat mengatakan masyarakat harus menahan diri untuk tetap tinggal di rumah (karantina -red) selama lebih dari enam minggu agar dapat mengendalikan wabah corona.

Hal itu berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh mereka di SSRN, sebuah jurnal terbuka yang mengumpulkan beberapa penelitian di tahap awal.

Para peneliti menemukan fakta setelah meneliti kebijakan setiap negara.

Di antaranya seperti kebijakan melakukan 'lockdown', melakukan tes massal corona, dan mengkarantina massal.

Menurut mereka, negara-negara yang membuat kebijakan tegas untuk lockdown, mungkin melihat moderasi wabah setelah hampir tiga minggu, kontrol penyebaran setelah satu bulan, dan penahanan penyebaran setelah 45 hari.

Warga menerobos portal pembatasan akses untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 di Jalan Kerto Pamuji, Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, memberlakukan physical distancing dengan menutup sejumlah akses menuju permukiman dan memeriksa warga dan orang luar yang masuk dengan pengukuran suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan. Surya/Hayu Yudha Prabowo
Warga menerobos portal pembatasan akses untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 di Jalan Kerto Pamuji, Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, memberlakukan physical distancing dengan menutup sejumlah akses menuju permukiman dan memeriksa warga dan orang luar yang masuk dengan pengukuran suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan. Surya/Hayu Yudha Prabowo (Surya/Hayu Yudha Prabowo)

Baca: Pemerintah Disebut Lambat Tangani Corona, Luhut Buka Wanti-wanti Jokowi: Tidak Banyak Dipahami Orang

Oleh karena itu, jika kebijakan yang dilakukan kurang tegas dan berani maka proses untuk mengontrol wabah bisa lebih lama.

"Dengan tidak adanya vaksin, obat, atau pengujian dan karantina besar-besaran, maka lockdown bisa sampai berbulan-bulan," ujar mereka, dikutip dari South China Morning Post.

Para peneliti terdiri dari tiga mahasiswa yang berasal dari tiga kampus berbeda.

Di antaranya, Gerard Tellis dari Marshall School of Business, University of Southern California.

Ashish Sood, mahasiswa dari sekolah bisnis yang ada di University of California, Riverside.

Kemudian Nitish Sood, seorang mahasiswa biologi seluler dan molekuler dari Augusta University.

Ketiganya mendasari temuan pada penelitian yang dilakukan di 36 negara dan 50 negara bagian AS.

Warga menaiki truk untuk pulang ke kampung halamannya saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di Allahabad, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. AFP/SANJAY KANOJIA
Warga menaiki truk untuk pulang ke kampung halamannya saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di Allahabad, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. AFP/SANJAY KANOJIA (AFP/SANJAY KANOJIA)

Baca: Arab Saudi Larang Warga Madinah dan Makkah Lakukan Kegiatan di Luar Rumah Cegah Penyebaran Corona

Tellis, satu di antara peneliti, mengatakan perbedaan beberapa hal di setiap negara juga bisa mempengaruhi lamanya mengendalikan wabah.

Di antaranya pada ukuran negara, perbatasan, salam budaya (seperti membungkuk, berjabat tangan dan berciuman -red), suhu, kelembaban, dan garis lintang.

Mereka mengatakan, studi mereka mendukung adanya 'lockdown' atau kebijakan lain sesuai ciri khas dari masing-masing negara.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved