Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Kabar Baik, Ahli Pernapasan China Menyebut Wabah Corona Bisa Dikendalikan pada Akhir April

Seorang ahli pernapasan China, Zhong Nanshan, mengatakan jika pandemi global Covid-19 bisa terkendali pada akhir bulan April.

Penulis: Inza Maliana
Xinhua/Xiong Qi
ILUSTRASI (Seorang perawat memegang tangan pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan untuk menenangkannya) 

Terlebih dengan jumlah kasus yang berada di Italia dan Spanyol, jika itu digabungkan.

Zhong mengatakan pemerintah di seluruh dunia harus bekerja sama untuk memerangi pandemi.

"Negara-negara, termasuk AS, telah mengadopsi langkah-langkah agresif dan efektif."

"Langkah paling primitif dan efektif adalah membuat orang tinggal di rumah," katanya.

Petugas saat melakukan penyemprotan cairan disinfekta kepada sejumlah petugas yang akan mengangkat alat kesehatan (alkes) dan obat yang dibawa dari Cina oleh Pesawat Hercules C-130 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020). Pesawat mengangkut sembilan ton alat kesehatan berupa masker sekali pakai, masker N95, pakaian pelindung tubuh, kacamata pelindung, sarung tangan karet, penutup sepatu, thermometer inframerah, dan penutup kepala untuk operasi. Tribunnews/Jeprima
Petugas saat melakukan penyemprotan cairan disinfekta kepada sejumlah petugas yang akan mengangkat alat kesehatan (alkes) dan obat yang dibawa dari Cina oleh Pesawat Hercules C-130 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020). Pesawat mengangkut sembilan ton alat kesehatan berupa masker sekali pakai, masker N95, pakaian pelindung tubuh, kacamata pelindung, sarung tangan karet, penutup sepatu, thermometer inframerah, dan penutup kepala untuk operasi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Baca: Suaminya Positif Covid-19, Istri Diteror Warga dan Tak Boleh Keluar Rumah Meski Ada Hal Penting

Sebelumnya sempat diberitakan, sebuah studi oleh Imperial College London yang dirilis minggu ini memperkirakan 11 negara Eropa yang membuat kebijakan social distancing telah membantu mengurangi penyebaran virus corona dan mencegah kematian sebanyak 59.000 kasus.

Akhir-akhir ini masyarakat China mengalami kekhawatiran atas risiko pasien covid-19 tanpa gejala yang dapat menularkan hingga menjadi ancaman adanya gelombang kedua wabah corona.

Tetapi, Zhong memastikan, ia yakin prosedur pemantauan dan tindakan karantina yang sudah ada di negaranya akan cukup untuk mencegah jika adanya gelombang kedua infeksi.

Penggunaan tes antibodi (rapid test) selain tes swab pada orang yang telah di karantina 14 hari juga akan membantu tim medis untuk lebih mudah mengidentifikasi 'pembawa virus corona' tanpa gejala.

Video para pekerja medis di Wuhan, Cina, saat melepas masker menjadi viral.
Video para pekerja medis di Wuhan, Cina, saat melepas masker menjadi viral. (Twitter.com/@redfishstream)

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Rabu (2/4/2020), terdapat 1.075 pembawa asimptomatik (penderita tanpa gejala) yang saat ini sedang dalam pengawasan medis.

Lebih lanjut 1.863 kasus dikonfirmasi masih dirawat di rumah sakit, di mana 701 adalah kasus impor.

Dalam wawancaranya, Zhong juga berbicara tentang kemungkinan efek jangka panjang dari tertular Covid-19.

Bulan lalu, sebuah penelitian oleh Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menemukan beberapa orang yang telah pulih dari penyakit tersebut mengalami penurunan fungsi paru-paru 20 hingga 30 persen, dan mengalami masalah seperti kekurangan napas ketika berjalan dengan cepat.

Zhong, mengatakan berdasarkan pengamatannya terhadap pasien Covid-19 dan mereka yang telah sembuh dari penyakit serupa (seperti Sars) akan memiliki kerusakan paru-paru (fibrosis paru) yang tidak bersifat jangka panjang.

"Kebanyakan orang-orang akan kembali sembuh 100 persen dalam waktu enam hingga 12 bulan," katanya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved