Virus Corona
Kabar Corona di China, Temuan Kasus tanpa Gejala hingga Pasien Sembuh Terbanyak Dunia
Simak kabar terbaru corona di China, ada temuan kasus tanpa gejala hingga menjadi wilayah dengan pasien sembuh terbanyak di dunia.
Pada Februari dan Maret lonjakan kasus KDRT
Di Xi’an, Global Times menyatakan kantor pendaftaran perkawinan Xi mencatat jumlah pengajuan perceraian yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Lonjakan pengajuan meningkat meski kantor baru dibuka pada 1 Maret setelah ditutup karena lockdown.
Meskipun jumlah total perceraian tidak dilaporkan, namun kantor tersebut mencatat adanya 14 pengajuan perceraian pada 5 Maret lalu.
Sementara itu, kota Miluo melaporkan terdapat kasus 206 perceraian, dari 10 Februari hingga 19 Maret.
Rinciannya terdapat 18 kasus perceraian per hari.
Seorang pejabat di Pusat Registrasi Pernikahan Miluo menyatakan ada saat-saat ketika staf pegawai tidak punya waktu untuk minum air alias kewalahan melayani pengajuan perceraian..
Pasalnya, prosedur perceraian membutuhkan waktu sekitar satu jam 40 menit untuk menyelesaikannya.
Seorang pejabat dari kantor pendaftaran perkawinan Xi, yang bermarga Wang, menjelaskan lockdown akibat pandemi corona membuat hubungan keluarga menjadi tegang.
“Sebagai akibat dari epidemi, banyak pasangan telah terikat satu sama lain di rumah selama lebih dari sebulan, itu berpotensi konflik, ditambah lagi kantor telah ditutup selama sebulan, oleh karena itu pengajuan perceraian meningkat secara tajam," katanya.
Penyebab KDRT
Sementara itu Sixth Tone memberitakan, pendiri organisasi nirlaba kekerasan anti-rumah tangga di Jingzhou, Hubei, yakni Wan Fei, mengatakan laporan kekerasan dalam rumah tangga hampir meningkat dua kali lipat sejak kota-kota China dikunci.
Wan menyoroti kantor polisi daerah Jianli di Jingzhou telah menerima 162 laporan tentang kekerasan dalam rumah tangga pada bulan Februari.
Jumlah tersebut meningkat lebih dari tiga kali dibandingkan dengan 47 kasus yang dilaporkan pada bulan yang sama pada 2019.
Global Times melaporkan pada 6 Maret, organisasi Wan telah mencatat lebih dari 300 kasus di wilayah Jianli dan kota Qianjiang sejak Wuhan menjadi tempat pertama yang dikunci pada 23 Januari.
Penyebabnya bermacam, yakni kehilangan pendapatan, terperangkap di rumah, dan kurangnya perhatian oleh pihak berwenang.