Virus Corona
Trump Tawari Jerman Uang untuk Vaksin Corona, Menteri Ekonomi: Tidak Dijual
Sejumlah menteri Jerman marah mendengar kabar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menawarkan imbalan untuk mendapat hak eksklusif vaksin Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah menteri Jerman marah mendengar kabar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menawarkan imbalan pada perusahaan farmasi Jerman untuk mendapatkan hak eksklusif vaksin Covid-19.
Kabarnya, Trump akan memberikan sejumlah besar uang kepada perusahaan medis tersebut.
Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengecam aksi Trump ini.
"Tidak untuk dijual," ujarnya dilansir Guardian dari ARD Radio.
Baca: Gejala Influenza dan Corona Mirip, Perlukah Vaksin Influenza?
Baca: Uji Coba Vaksin Corona di Inggris Tunjukkan Hasil Positif, Juni Diujikan pada Manusia
Peter menyoroti serius pemberitaan surat kabar Welt am Sonntag yang bertajuk 'Trump vs Berlin'.
Surat kabar itu menuliskan, Trump menawarkan uang 1 miliar dolar AS atau sekira Rp 14 triliun kepada perusahaan biofarmasi CureVac yang berkantor di Tubingen.
Dia ingin membeli vaksin dan ingin perusahaan tersebut mengalokasikannya hanya untuk Amerika Serikat.
Masih berdasarkan surat kabar ini, pemerintah Jerman juga disebut menggelontorkan dana agar vaksin tidak diperjualbelikan ke luar negeri.
Laporan pemberitaan ini sontak membuat geram pemerintahan Jerman di Berlin.
"Kerjasama internasional penting saat ini, bukan kepentingan nasional," ujar Erwin Rueddel, seorang anggota parlemen konservatif di komite kesehatan Jerman.

Sementara itu, pimpinan partai liberal FDP, Christian Linder menuduh Trump tengah mencari cara untuk memenangkan kampanye.
"Jelas Trump akan menggunakan berbagai cara untuk kampanye pemilihan," ujarnya.
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn menilai, Trump bertindak terlalu jauh bila meminta hak eksklusif pada CureVac.
Sebab perusahaan farmasi ini memproduksi vaksin untuk semua negara.
Bukan untuk dialokasikan pada satu negara tertentu.