Virus Corona
Virus Corona di Solo: Total Ada Tiga Pasien Suspect Dirawat hingga Kelelawar Dimusnahkan
Update perkembangan virus Corona di Solo, total terdapat tiga pasien suspect Corona di RSUD Dr Moewardi Solo. Pemkot juga memusnahkan kelelawar.
Untuk menangani virus Corona , Pemerintah Kota Solo menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 miliar.
Anggaran tersebut diperuntukkan untuk berbagai keperluan mulai dari tracking, karantina mandiri dan berbagai keperluan lainnya.
"Itu sudah kita plot, anggaran itu (Rp 2 miliar,-Red) bisa kurang bisa lebih, karena untuk tracking, karantina mandiri dan sebagainya," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (14/3/2020).
Baca: Satu Balita di Yogyakarta Dinyatakan Positif Terinfeksi Corona
Menurut dia, dengan diputuskannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona anggaran bisa segera dicairkan.
Sementara, untuk pengadaan disinfektan, juga akan dibiayai dari anggaran tersebut.
"Selama ini untuk pembelian cairan desinfektan tidak kami anggarkan," kata Rudy.
"Kalau tidak diputuskan kejadian luar biasa, tidak bisa mengeluarkan anggaran tidak terduga," tambahnya.
Pemkot Solo juga siap mengucurkan anggaran mendesak apabila anggaran tidak terduga masih kurang.
"Kalau kurang menggunakan anggaran mendesak, kami menggunakan mekanisme mendahului anggaran," kata Rudy.
Rudy mengingatkan organisasi perangkat daerah tidak memanfaatkan kasus wabah virus Corona untuk kepentingan pribadi.
"Pesan jangan memanfaatkan kasus virus Corona, teman-teman dinas itu dalam menyusun anggaran fokus pada penanganan dan pencegahan virus Corona," tandasnya.
5. Sebanyak 193 Kelelawar Dimusnahkan
Terkait penanganan Corona, Pemerintah Kota Solo memusnahkan 193 kelelawar di Pasar Depok, Kecamatan Banjarsari Solo.
Ratusan kelelawar itu dimusnahkan karena ditemukan adanya virus dalam tubuh hewan.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian Veteriner (BBPV) Bogor.
"Kelelawar itu hewan yang unik didalam tubuhnya ditemukan virus-virus dimungkinkan mutasi," kata Kepala DPKPP Surakarta, Evi Nur Wulandari, Sabtu (14/3/2020).

Virus yang ada dalam tubuh hewan itu bisa bermutasi dengan hewan lain atau dengan manusia yang ada di pasar hewan.
Dasar itulah yang mendasari pemusnahan ratusan kelelawar di Pasar Depok, Solo.
"Maka dilakukan langkah pelarangan penjual kelelewar ini," tutur Evi.
"Dimusnahkan ini agar virus tidak bermutasi sehingga dapat menyerang ke manusia atau bersifat zoonosis," tambahnya.
Baca: Cegah Corona, KAI Larang Penumpang Bersuhu Badan 38 Derajat Naik Kereta Api
Evi menjelaskan virus yang terdapat di dalam kelelewar memiliki kemiripan yang jauh dengan virus Corona asal Wuhan, China.
"Ternyata hasil pemeriksaan didapatkan ada Virus Beta Corona yang mana kemiripan dengan virus Wuhan sangat jauh," jelas dia.
"Virus belum bisa menginfeksi ke manusia secara langsung," imbuhnya.
Meski telah memusnahkan kelelawar di Pasar Depok, Pemerintah Kota Solo tetap akan membiarkan yang masih hidup di habitat aslinya.
Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah I Solo Titi Sudaryanti memastikan bahwa pemusnahan hanya dilakukan kepada kelelawar yang ada di Pasar Depok.
"Kalau yang hidup di alam dibiarkan saja, mereka punya habitat sendiri," kata Titi.
"Ini pun kita lakukan sesuai prosedur, supaya kelelawar ini tidak diperdagangkan," tandasnya. (*)
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunSolo/Adi Surya Samodra/Mardon Widiyanto)