Selasa, 30 September 2025

Kiprah Tuliswati Bangun UMKM Dea Modis, Gerakkan Perempuan Tahunan Lewat Kain Jumputan

Tuliswati membangun Dea Modis dan menggerakkan perempuan di kampungnya lewat kain jumputan. Dapat dukungan GKR Hemas dan Yayasan Astra.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
ISTIMEWA/TRIBUNJOGJA.COM
UMKM DEA MODIS - Pemilik sekaligus perintis UMKM Dea Modis, Tuliswati saat berada di sebuah pameran. Simak kisah Tuliswati membangun Dea Modis dan menggerakkan perempuan di kampungnya yaitu Kalurahan Tahunan, Yogyakarta lewat kain jumputan. Dapat dukungan GKR Hemas dan Yayasan Astra. 

TRIBUNNEWS.COM - Di balik kain jumputan yang kini dikenal luas di Yogyakarta, ada sosok sederhana bernama Tuliswati (64). Sejak tahun 2010, wanita yang akrab disapa Bu Tulis ini tak pernah lelah merintis dan menjaga tradisi jumputan.

Kecintaan Tulis pada kain jumputan pertama kali terjadi saat mengikuti pelatihan menjumput yang digelar Dharma Wanita Persatuan SMKN di Yogyakarta. Ia melihat adanya potensi ekonomi di balik selembar kain yang hampir punah tersebut.

"Proses pengerjaan pun tidak serumit batik, tinggal dieksplorasi lagi," ujar Zuha Udia Vanesi, putra bungsu Tuliswati saat ditemui Tribunnews.com di Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).

Pada tahun itu, lanjut Zuha, belum banyak orang yang terjun ke dunia jumputan. Tulis pun tertarik untuk mengembangkan ilmu yang didapat dari pelatihan.

Ia lantas mengandeng ibu-ibu di sekitar rumahnya yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah dan mahir menjahit untuk bergabung. Harapannya sederhana, ia ingin membantu meningkatkan perekonomian tetangganya melalui kain jumputan.

lihat fotoUMKM DEA MODIS - Seorang siswa magang menunjukkan produk fesyen UMKM Dea Modis di Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).
UMKM DEA MODIS - Seorang siswa magang menunjukkan produk fesyen UMKM Dea Modis di Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).

Demi melatih mereka, ibu dua anak tersebut mendatangkan pengajar. Tak disangka, baru pertama kali mengikuti pelatihan, sudah terlihat hasilnya dan layak jual.

Meski sempat mendapat penolakan, tapi Tulis tak gentar. Ia tetap setia untuk mengembangkan kain jumputan.

Gayung pun bersambut. Langkah lulusan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) ini menuai apresiasi dari pemerintah kalurahan dengan membentuk kelompok yang menampung para ibu peserta pelatihan.

Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah usaha-usaha kecil yang bergerak di bidang kerajinan jumputan. Setidaknya ada 6-7 UMKM di Kalurahan Tahunan yang sudah dapat memproduksi, memasarkan, dan mengelola pesanan kain jumputan dengan baik.

Termasuk Tulis yang perlahan-lahan juga merintis usaha kain jumputan dan diberi nama Dea Modis. Nama Dea rupanya diambil dari nama anak sulung Tulis yaitu Nadea Felisan Arroisi.

Melihat geliat usaha produksi kain jumputan yang terus berkembang, Kalurahan Tahunan pun diresmikan sebagai kampung wisata sentra Jumputan di Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Batik Akasia, UMKM Batik Tulis dan Batik Cap Warna Alami yang Terapkan Industri Hijau

"Bisa dibilang, Ibu adalah inisiator kerajinan jumputan di Tahunan. Dan sampai sekarang ia terus 'bermain' di kain jumputan. Saat ada beberapa orang yang dulu bergerak di bisnis jumputan, kini sudah berganti usaha, ibu yakin tetap berada di usaha ini," ucap Zuha penuh dengan rasa bangga.

Dapat Dukungan dari Ratu Hemas

Usaha yang dilakukan wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur ini pun berbuah manis dan mendapat dukungan dari permaisuri dari Sri Sultan Hamengkubuwana X, Gusti Kanjeng Ratu Hemas.

Menurut Ratu Hemas, saat ini keterampilan jumputan sudah mulai ditinggalkan oleh orang-orang. Sang Ratu pun sangat mendukung apabila ada yang mau melestarikan.

"'Weh, kok ada jumputan, bagus banget gini, ini sudah mau punah,' katanya gitu," ujar Zuha menirukan ucapan GKR Hemas kepada ibunya kala itu.

Sebagai hasilnya, Ratu Hemas memesan karya jumputan yang didesain sendiri oleh Tulis sebagai seragam PKK Provinsi Yogyakarta. Pesanan pun terus berlanjut dengan adanya kerjasama dengan dinas-dinas setempat.

Selain kain jumputan, Dea Modis juga memiliki sejumlah produk sebagai turunannya di antaranya baju, vest, celana, tas, hingga sejumlah aksesori, seperti dompet, tas, sandal, pita, anting-anting, hingga obi/belt.

lihat fotoPRODUK DEA MODIS - Sejumlah produk UMKM Dea Modis yang menggunakan kain jumputan. UMKM Dea Modis menjadi salah satu binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.
PRODUK DEA MODIS - Sejumlah produk UMKM Dea Modis yang menggunakan kain jumputan. UMKM Dea Modis menjadi salah satu binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.

Yang menjadikan jumputan Dea Modis semakin istimewa adalah tidak ada motif yang sama pada setiap produk fesyennya. Untuk setiap satu motif, Dea Modis hanya memproduksi 5 pieces kain.

"Karena didesain sendiri oleh Ibu, maka motifnya unik dan tidak ada yang sama atau limited edition. Inilah yang menjadi ciri khas Dea Modis," ujar Zuha seraya menambahkan paduan motif yang cocok untuk jumputan adalah lurik.

Usut punya usut, ada sejumlah motif jumputan yang diciptakan Tulis ketika teringat perjalanannya saat memberikan pelatihan ke sejumlah daerah di Indonesia. Misalnya motif Kelok 9 yang terinspirasi dari ruas jalan Kelok Sembilan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menuju Provinsi Riau.

"Ibu itu aktif memberikan pelatihan ke sesama UMKM, komunitas, sekolahan, dan instansi pemerintah. Bahkan pernah memberikan pelatihan sampai ke Nabire, Papua Tengah. Pulang-pulang bawa motif jumputan baru yang diberi nama Sungai Papua," ungkap Zuha yang lulus dari Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Dalam sebulan, lanjut Zuha, Dea Modis mampu memproduksi 60 lembar kain jumputan serta 30-50 pieces baju. Semuanya diproduksi dan dijahit sendiri oleh karyawan Dea Modis yang mayoritas berasal dari warga sekitar dan perempuan.

Pemasaran Tembus Pasar Digital

lihat fotoUMKM DEA MODIS - Suasana Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025). UMKM Dea Modis dirintis oleh Tuliswati dan kini menjadi salah satu UMKM binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.
UMKM DEA MODIS - Suasana Butik Dea Modis yang berada di Jalan Soga No.64A, Kalurahan Tahunan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/8/2025). UMKM Dea Modis dirintis oleh Tuliswati dan kini menjadi salah satu UMKM binaan Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra.

Hingga kini, pemasaran produk Dea Modis sudah sampai ke seluruh penjuru di Indonesia dan luar negeri dengan segmen pasar yang mencakup instansi dan individu. Bahkan Dea Modis kerap mengirimkan produk jumputan hingga Medan, Sumatera Utara dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Saat ini, penjualan Dea Modis masih didominasi penjualan offline. Sebab, customer bisa melihat, memegang, bahkan mencoba sendiri produk jumputan di Butik Dea Modis.

Meski demikian, penjualan Dea Modis tetap sukses menembus pasar digital baik media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook, website, hingga lokapasar marketplace.

"Semuanya kami handle sendiri mulai dari foto yang diambil se-real mungkin, lalu diunggah ke media sosial dan marketplace yang sangat membantu pemasaran," ungkap Zuha.

Ia mengaku, pemasaran Dea Modis juga sangat terbantu melalui aksi Yayasan Astra - Yayasan Dharma Bhakti Astra. Ya, Dea Modis merupakan satu dari 155 UMKM di Yogyakarta yang ikut menjadi UMKM binaan Yayasan Astra.

Yayasan Astra merupakan salah satu pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk yang didirikan oleh founder Astra, William Soeryadjaya pada 2 Mei 1980. Yayasan Astra merupakan perwujudan cita-cita Astra 'Sejahtera Bersama Bangsa" serta sebagai bentuk komitmen Astra untuk berperan serta secara aktif dalam membangun bangsa.

Berkat menjadi UMKM binaan Yayasan Astra, Dea Modis mendapat fasilitas pemasaran berupa ajakan berpartisipasi dalam pameran INACRAFT, pameran kerajinan tangan terbesar se-Asia Tenggara. Ajakan ini tentu saja tak disia-siakan oleh Tulis dan Zuha bersama Dea Modis.

Tak disangka, Dea Modis mendapat sambutan meriah. Banyak pengunjung yang kagum dengan keindahan warna-warni kain jumputan.

"Mereka tidak menyangka jika pembuatan kain jumputan Dea Modis masih tradisional. Mereka mengira, seperti dicap atau printing," aku Zuha.

Sementara itu, Yayasan Astra mengungkapkan, fasilitasi pemasaran menjadi salah satu program pembinaan kepada UMKM binaannya agar dapat naik kelas. Yayasan yang terkenal dengan filosofi 'Berikan Kail Bukan Ikan' ini membantu memasarkan produk UMKM yang sudah sesuai dengan standar industri kepada potential offtaker.

Selain melalui INACRAFT, Yayasan Astra kerap mengajak UMKM binaannya  berpartisipasi dalam berbagai pameran. Sebut saja GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia Motorcycle Show (IMOS), Trade Expo Indonesia (TEI), Jakarta Fair, dan berbagai pameran lainnya sesuai kebutuhan. (*)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved