Edukasi Jadi Kunci Tekan Kerugian dalam Trading Forex Bagi Pemula
Data investor mencatat pertumbuhan signifikan jumlah partisipan, seiring semakin mudahnya akses terhadap platform digital.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat Indonesia terhadap trading forex terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Data investor mencatat pertumbuhan signifikan jumlah partisipan, seiring semakin mudahnya akses terhadap platform digital.
Namun, di balik peluang tersebut, risiko kerugian juga menghantui, terutama bagi trader pemula yang belum memahami dasar-dasar forex.
Baca juga: Didimax Belajar Trading Forex, Gapai Financial Freedom
Yadi Supriyadi, praktisi sekaligus pendiri komunitas trader mengatakan, trading forex dikenal sebagai instrumen dengan potensi keuntungan tinggi, tetapi di sisi lain memiliki risiko kerugian yang besar.
Banyak pemula terjebak pada ekspektasi cepat kaya tanpa memahami strategi manajemen risiko sehingga edukasi menjadi kunci penting agar trader mampu membuat keputusan yang rasional dan menghindari jebakan investasi bodong.
“Edukasi trading yang baik dan benar sangat diperlukan agar masyarakat tidak mengalami kerugian saat memutuskan berinvestasi di forex,” ujar founder Didimax dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025).
Didimax merupakan platform trading forex yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca juga: Trading Forex Penuh Risiko, Adakah Strategi untuk Profit Stabil? Ini Penjelasan Narko Santoso
Dikatakannya, pemahaman dasar seperti membaca tren pasar, mengelola modal, dan mengenali risiko harus lebih dulu dimiliki sebelum seseorang benar-benar aktif melakukan transaksi.
Sejumlah platform trading resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bappebti mulai menaruh perhatian besar pada aspek edukasi.
"Kami menyediakan kelas belajar gratis, bimbingan mentor, hingga akses ke analisis pasar dan berita ekonomi terkini," katanya.
Kehadiran fitur edukasi ini bukan hanya membantu pemula memahami mekanisme pasar, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap industri forex yang kerap disalahpahami akibat maraknya investasi ilegal.
Tantangan lain dalam dunia trading forex adalah tingginya ketidakpercayaan.
Untuk itu, lembaga resmi mewajibkan platform menerapkan Know Your Customer (KYC), pemantauan transaksi real-time, serta bekerja sama dengan PPATK dalam mengawasi aktivitas mencurigakan.
"Kepatuhan terhadap regulasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih aman, transparan, dan kredibel bagi investor ritel," kata Yudi.
Menuju Ekosistem Forex yang Sehat
Dengan jumlah pengguna forex yang terus bertambah, edukasi tidak lagi bisa dianggap sebagai tambahan, melainkan keharusan.
Baik melalui komunitas, mentor, maupun platform resmi, literasi trading menjadi fondasi untuk menekan angka kerugian.
Bagi masyarakat yang tertarik menjajal forex, langkah pertama bukanlah membuka akun trading, melainkan memastikan diri memahami risiko serta menguasai dasar-dasar pengelolaan modal.
"Dengan begitu, trading forex bisa menjadi peluang, bukan sekadar perjudian yang berujung kerugian," katanya.
Trading Forex Penuh Risiko, Adakah Strategi untuk Profit Stabil? Ini Penjelasan Narko Santoso |
![]() |
---|
Kisah Pemuda Asal Madiun Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Bitcoin |
![]() |
---|
WNA India Ditangkap Polisi usai Tipu-tipu Modus Trading Forex Emas, Korban Rugi hingga Rp3,5 Miliar |
![]() |
---|
Diluncurkan Mei 2024, Platform Pintu Pro Digunakan 10 Ribu Investor dan Trader Crypto |
![]() |
---|
Lebih Untung Mana Jadi Trader Kripto atau Investor Jangka Panjang? Ini Kata Industri dan Praktisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.