Sri Mulyani Beberkan Postur RAPBN 2026, Pendapatan Negara Diproyeksi Rp 3.147,7 Triliun
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan postur Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan postur Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026, pendapatan negara diproyeksi naik 9,8 persen dari tahun 2025 menjadi Rp 3.147,7 triliun.
Bendahara negara bilang, target pendapatan negara didorong oleh peningkatan penerimaan pajak serta optimalisasi penerimaan dari kepabeanan dan cukai, meski PNBP sedikit mengalami penurunan.
Baca juga: Anggaran Rp244 Triliun untuk Kesehatan di 2026, Menkeu Paparkan Rinciannya
Dalam penjelasannya, Menkeu menyampaikan bahwa penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp2.357,7 triliun, yang berarti harus tumbuh sebesar 13,5 persen. Angka ini dinilai cukup ambisius.
“Untuk penerimaan pajak Rp2.357,7 triliun itu artinya harus tumbuh 13,5 persen. Itu cukup tinggi dan ambisius,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan, dikutip Minggu (17/8/2025).
Sedangkan penerimaan dari kepabeanan dan cukai diperkirakan mencapai Rp334,3 triliun, atau naik 7,7 persen.
Di sisi lain, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) mengalami penurunan sebesar 4,7 persen menjadi Rp455 triliun, terutama karena tidak lagi diperolehnya dividen BUMN.
Untuk belanja negara, tumbuh 7,3 persen dari outlook 2025 menjadi Rp3.786,5 triliun, dengan alokasi besar diarahkan untuk mendukung program prioritas pemerintah.
Belanja kementerian/lembaga naik signifikan sebesar 17,5 persen menjadi Rp1.498,3 triliun, sementara belanja non-KL mencapai Rp1.638,2 triliun, naik 18 persen.
"Agenda prioritas Presiden, ketahanan pangan, energi, pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pembangunan desa koperasi, pertahanan semesta dan percepatan investasi dan perdagangan global, itu semuanya sudah masuk di dalam APBN, kecuali yang tadi dilakukan oleh Danantara secara terpisah," jelas Menkeu Sri Mulyani.
Sementara di sisi pembiayaan, defisit APBN diperkirakan sebesar Rp638,8 triliun, turun menjadi 3,5 persen dari PDB, lebih rendah dibandingkan defisit tahun 2025.
Keseimbangan primer juga diperkirakan semakin mendekati nol, dengan desain defisit primer di angka Rp39,4 triliun pada 2026.
“Kita akan terus menjaga agar APBN tetap bisa sehat,” tegas Menkeu Sri Mulyani.
Perbandingan Gaji yang Diterima Purbaya saat Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS dan Menkeu |
![]() |
---|
Dukung Reshuffle Prabowo, Tani Merdeka Berharap Stimulus Rp 200 Triliun Bisa Segera Dinikmati Petani |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bicara Soal Tarif Cukai Rokok: Tergantung Hasil Studi dan Analisis di Lapangan |
![]() |
---|
Cerita Seskab Letkol Teddy Kirim Surat dari Prabowo ke Budi Gunawan Hingga Sri Mulyani |
![]() |
---|
Pengamat Apresiasi Menkeu Purbaya Guyur Rp200 Triliun ke 6 Bank, Tapi Ingatkan Jangan Jor-joran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.