Transformasi Digital di Sektor Manufaktur Perlu Dukungan SDM dan Sinergi Teknologi
Banyak perusahaan manufaktur di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar dalam mengadopsi transformasi digital.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Transformasi digital di sektor manufaktur Indonesia semakin mendesak di tengah persaingan global yang kian ketat.
Praktisi industri digital, Yundi Tenggono di acara diskusi Challenges in Manufacturing 4.0” pada acara Indonesia Manufacturing Symposium 2025 di Surabaya belum lama ini mengungkap banyak perusahaan manufaktur di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar dalam mengadopsi transformasi digital.
Di antaranya adalah ketergantungan pada sistem lama (legacy systems), keterbatasan infrastruktur teknologi informasi serta minimnya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan digital.
“Keberhasilan Smart Manufacturing 4.0 tidak bisa hanya bergantung pada teknologi. Diperlukan strategi digital yang matang, integrasi IT dan OT yang solid, pemanfaatan data real-time dengan bantuan AI dan analitik, serta investasi jangka panjang dalam pengembangan SDM,” kata Yundi, yang menjabat sebagai Strategic Enterprise Channel Director PT Bisnis Sistem Indonesia (BSI) seperti dikutip, Senin (28/7/2025)..
Menurut Yundi, sumber daya manusia yang cakap dan berdaya saing merupakan elemen krusial dalam transformasi digital manufaktur.
Ia menegaskan bahwa tanpa kesiapan dari sisi manusia, penerapan teknologi secanggih apa pun tidak akan optimal.
“Kolaborasi antara pelaku industri dan penyedia teknologi seperti Infor adalah fondasi utama untuk memastikan transformasi digital tidak hanya berhenti di konsep, tapi benar-benar dijalankan di lapangan,” tegasnya di hadapan pelaku industri, pengambil keputusan, dan pakar teknologi ini.
PT BSI, lanjut Yundi, berkomitmen mendampingi industri Indonesia melalui solusi end-to-end yang mencakup software, hardware, infrastruktur, hingga layanan implementasi dan dukungan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Simposium juga menyoroti pentingnya sinergi antara people, process, dan technology dalam roadmap transformasi digital.
Di sesi kedua, Matthew Addley dari Infor memaparkan langkah-langkah strategis menuju manufaktur cerdas, antara lain: penggunaan ERP berbasis cloud; implementasi IoT-enabled smart machines; pemanfaatan AI-powered predictive maintenance dan digital twin dan integrasi sistem dengan Manufacturing Execution System (MES).
Baca juga: 10 Orang Terkaya Indonesia Juli 2025 Menurut Forbes: Prajogo Pangestu di Puncak, Hartanya Rp544 T
Matthew juga memperkenalkan hasil riset global Infor berjudul “How Possible Happens”, yang menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan sukses menyatukan teknologi, proses, dan budaya kerja untuk menciptakan transformasi digital yang berkelanjutan.
Salah satunya adalah demonstrasi langsung teknologi Infor CloudSuite untuk seluruh operasi manufaktur, mulai dari lini produksi hingga rantai pasok.
Infor CloudSuite memungkinkan perusahaan manufaktur untuk bergerak lebih cepat, lebih presisi, dan lebih adaptif terhadap dinamika pasar.
Dengan teknologi yang terintegrasi dan berbasis data, Infor CloudSuite membantu perusahaan mengurangi risiko operasional, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat ketahanan rantai pasok.
Industri Mulai Matikan Lini Produksi karena Pasokan Gas Seret, Kemenperin Bentuk Pusat Krisis HGBT |
![]() |
---|
Dorong Transformasi Digital, Sekjen Kemnaker Soroti Pentingnya SDM Unggul |
![]() |
---|
Bupati Cirebon Dukung Penuh Langkah Telkom Tingkatkan Kecakapan Digital Guru Lewat Program IDL 2025 |
![]() |
---|
CBI Raih Penghargaan Best Innovation in Data Driven Finance di BRAVO 500 Summit 2025 |
![]() |
---|
Menghadapi Transformasi Digital dan Ketimpangan, Kolaborasi Global Jadi Kunci Pendidikan Masa Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.