Berburu Potensi Bisnis di CLITF 2025 Tiongkok, Sektor Makanan dan Minuman Paling Menarik
Indonesia membukukan transaksi ritel langsung sebesar 12.363,73 dolar AS atau Rp201 juta dan potensi kerja sama bisnis (B2B) senilai 360.000 dolar AS.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia menorehkan capaian positif di ajang China Lanzhou Investment and Trade Fair (CLITF) 2025, yang berlangsung 6–10 Juli 2025 di Gansu International Convention and Exhibition Center, Lanzhou, China.
Indonesia membukukan transaksi ritel langsung sebesar 12.363,73 dolar AS atau Rp201 juta dan potensi kerja sama bisnis (B2B) senilai 360.000 dolar AS atau Rp5,6 miliar.
Sebagai Guest Country of Honor, Indonesia tampil menonjol di antara peserta pameran dari berbagai negara, sekaligus menunjukkan pengaruhnya yang semakin besar dalam perdagangan kawasan Asia Timur.
"Keikutsertaan Indonesia sebagai tamu kehormatan menjadi langkah strategis untuk memperluas penetrasi pasar, khususnya di Tiongkok Barat Laut yang selama ini belum tergarap optimal," ujar Budi Hansyah, Atase Perdagangan KBRI Beijing, dalam keterangan resmi, Selasa (15/7/2025).
Berbagai produk unggulan Indonesia—terutama dari sektor makanan dan minuman seperti kopi, camilan, dan sarang burung walet—menarik minat besar dari pengunjung dan buyer lokal.
Produk-produk tersebut bukan hanya sukses dalam transaksi ritel langsung, tetapi juga menjadi pembuka jalan untuk kemitraan bisnis jangka panjang.
Salah satu pelaku usaha yang mencatatkan potensi transaksi B2B terbesar adalah John Andrew Coffee, yang mendapat respons positif dari distributor dan importir Tiongkok.
Berlokasi di zona Silk Road International Cooperation, Paviliun Indonesia berdiri di atas lahan seluas 162 meter persegi dengan konsep tropis yang memadukan kekayaan budaya nusantara dan sentuhan modern.
Desain atraktif dan penataan produk yang apik membuat paviliun ini menjadi salah satu magnet utama pengunjung.
Paviliun ini dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, disaksikan oleh perwakilan Pemerintah Kota Lanzhou dan pejabat Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI.
Baca juga: Airlangga Sebut Usulan RI ke Amerika Terkait Tarif Resiprokal 32 Persen Disetujui
Ada 16 pelaku usaha Indonesia yang menampilkan produk-produk ekspor potensial seperti: kopi dan makanan ringan (Indofood, Nabati, UD Raja Kopi); kerajinan tangan, perhiasan, dan fashion (GMC Collection, Ellyhan Jewelry, Tioet); dan produk pertanian dan hasil bumi lainnya (PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT Guna Graha Gemilang)
Hingga Mei 2025, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok telah mencapai 24,25 miliar dolar AS, menyumbang sekitar 22,9 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Baca juga: Indonesia Genjot Ekspor ke Uganda, Bakal Andalkan Produk Kecantikan
Komoditas unggulan ekspor Indonesia ke Tiongkok mencakup: besi dan baja; batu bara, nikel dan minyak kelapa sawit.
CLITF 2025 tidak hanya berfungsi sebagai ajang pameran dan penjualan produk.
"Kami ingin menjadikan partisipasi ini sebagai batu loncatan untuk membangun kemitraan dagang yang berkelanjutan, bukan hanya mengejar transaksi sesaat," tegas Budi Hansyah.
Taiwan Deteksi 31 Pesawat, 13 Kapal, 3 Kapal Utama China di Dekat Pulau, Tanda-tanda Serbuan? |
![]() |
---|
Sosok Yu Menglong, Aktor Beken Tiongkok yang Tewas Usai Terjatuh dari Lantai 5 |
![]() |
---|
J-20 China Vs Su-57 Rusia: Jet Tempur Berfitur Siluman Mana yang Lebih Unggul? |
![]() |
---|
Sosok 6 Tersangka Tambang Emas Ilegal di Keerom Papua, Ada 4 WNA Tiongkok |
![]() |
---|
Bobol Rumah Mewah Rp4,5 Miliar di Karawaci, 2 WNA China Diciduk saat Hendak Kabur ke Shanghai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.