DPR Minta Pemerintah Siapkan Mitigasi Antisipasi Ketidakpastian Ekonomi Global
APBN berperan sebagai alat stabilisator atau shock absorber untuk melindungi perekonomian nasional dari gejolak global.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PKS Abdul Hadi mengingatkan Pemerintah agar menyiapkan langkah antisipatif dan adaptif untuk merespons tingginya ketidakpastian global yang berpotensi berdampak pada ketahanan fiskal dan pelaksanaan APBN ke depan.
“Dinamika global semakin tidak menentu. Ketegangan geopolitik, perang tarif, fragmentasi ekonomi internasional, dan perlambatan pertumbuhan negara-negara mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Eropa, adalah faktor-faktor yang nyata menekan kinerja perekonomian nasional,” ujar Abdul Hadi, dikutip Sabtu (5/7/2025)
Menurutnya, APBN berperan sebagai alat stabilisasi (shock absorber) untuk melindungi perekonomian nasional dari gejolak global.
Karena itu, ia menekankan agar Pemerintah tidak hanya mengandalkan kinerja APBN semester I, tetapi juga mulai menyiapkan langkah-langkah mitigasi konkret untuk semester II, terutama terhadap risiko volatilitas nilai tukar, suku bunga global, dan potensi pelemahan ekspor.
“Perlu diperkuat bauran kebijakan antara fiskal dan moneter. Pemerintah harus lebih cepat menyesuaikan strategi fiskal untuk memastikan kesinambungan pembiayaan, menjaga daya beli rakyat, dan memperkuat perlindungan terhadap kelompok rentan,” ucapnya.
Abdul Hadi juga mendorong agar program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, dan revitalisasi layanan kesehatan tetap dijalankan secara efektif, tanpa terganggu oleh tekanan anggaran.
“Belanja pembangunan harus tetap berjalan, namun dengan fokus pada efisiensi, tepat sasaran, dan berdampak langsung ke masyarakat,” tegas Abdul Hadi.
Menanggapi proyeksi yang disampaikan oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, Abdul Hadi meminta agar pemerintah secara terbuka menyampaikan strategi mitigasi terhadap risiko fiskal, termasuk upaya memperluas basis penerimaan negara dan pengendalian utang.
“Kita tidak boleh abai terhadap beban bunga utang yang meningkat serta potensi pelebaran defisit akibat dinamika eksternal. Pemerintah perlu menyampaikan rencana kontinjensi yang konkret,” ujarnya.
Baca juga: Perang Tarif Dagang Bikin Ketidakpastian Bisnis Global Meningkat, Bagaimana Menyikapinya?
Abdul Hadi juga mengingatkan agar belanja infrastruktur tetap diarahkan untuk mendukung ketahanan nasional, termasuk ketahanan pangan, konektivitas antarwilayah, dan pembangunan desa.
“Kita harus memastikan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan menyentuh daerah-daerah tertinggal, seperti NTB,” pungkasnya.
BNPB Tunjukkan Kemampuan Kolaboratif RI dalam Mitigasi Bencana di ADEXCO 2025 |
![]() |
---|
Nadiem Makarim Ungkap Pengadaan 1,1 Juta Unit Laptop Dilakukan Untuk Mitigasi Dampak Covid-19 |
![]() |
---|
BMKG Diminta Jadi Tombol Mitigasi Bencana Nasional, Bukan Sekadar Lembaga Cuaca |
![]() |
---|
Hari Kesiapsiagaan Bencana Diperingati di NTB, Masyarakat Diingatkan Pentingnya Mitigasi Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.