UMKM NTT Perlu Dapat Pendampingan Agar Naik Kelas dan Tembus Pasar Nasional
Penguatan UMKM desa harus mencakup perbaikan mutu produk, pengemasan yang lebih modern, hingga strategi pemasaran yang tepat sasaran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pengusaha sekaligus tokoh asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go, menilai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang lahir dari potensi desa perlu mendapat pendampingan menyeluruh.
Menurutnya, penguatan UMKM desa harus mencakup perbaikan mutu produk, pengemasan yang lebih modern, hingga strategi pemasaran yang tepat sasaran.
“Melalui kolaborasi lintas pihak, UMKM desa tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang menjadi penggerak ekonomi yang tangguh,” ujar Frans Go saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Persiapan Saisana, Kecamatan Waibeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan belum lama ini.
Dalam kunjungan tersebut, Frans Go meninjau langsung proses produksi Sambal Asett, produk UMKM yang digagas anak-anak muda desa, yakni Piter dan Yaya.
Ia menegaskan, keberhasilan UMKM naik kelas dimulai dari perubahan cara berpikir.
“Kalau kita bicara UMKM naik kelas, itu berarti bicara soal mindset. Kita tidak boleh puas hanya bisa memproduksi. Harus ada keberanian untuk bermimpi lebih jauh dan belajar mengelola usaha secara profesional,” tegas Frans Go.
Sebagai Ketua Yayasan Felix Maria Go (YFMG), ia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi desa yang berkelanjutan agar UMKM memiliki daya saing di tingkat nasional.
“Saya kagum kepada Piter dan Yaya. Di era sekarang, sulit menemukan anak muda yang setia mendampingi petani. Tapi inilah modal sosial yang sangat berharga. Kalau kita ingin UMKM desa naik kelas, semua pihak harus saling menguatkan—dari proses produksi hingga akses pasar,” katanya.
Menurut Frans, keterlibatan generasi muda menjadi kunci transformasi UMKM agar lebih profesional dan berorientasi pasar.
Sambal Asett sendiri dirintis oleh Yaya, seorang ibu muda milenial yang aktif memberdayakan petani lokal. Ia menggandeng kelompok tani milenial bernama GEJALA yang berkomitmen menjaga ekosistem pertanian meski menghadapi keterbatasan air.
Baca juga: LPS: Pelaku UMKM Harus Punya Cadangan Dana Sehat untuk Antisipasi Risiko Keuangan
Yaya mengungkapkan, kunjungan Frans Go merupakan kunjungan perdana dari tokoh luar desa ke lokasi produksi mereka. Kehadiran itu menjadi suntikan semangat bagi tim Sambal Asett untuk terus menghasilkan produk bernilai tambah.
“Ini mendorong kami terus berkarya dan membuat anak-anak muda percaya bahwa kampung sendiri bisa menjadi tempat membangun mimpi,” tutur Yaya.
Baca juga: Apindo Dukung Skema PPh 22 PMSE, Suryadi Sasmita: Bukan Pajak Baru, UMKM Kecil Tak Perlu Khawatir
Selain anak muda, Yaya juga merangkul para orang tua yang anaknya merantau, dengan harapan mereka dapat melihat potensi desa dan terpanggil untuk pulang.
Kolaborasi Menuju Pasar Nasional
Frans Go mengumumkan rencana kerja sama antara Sambal Asett dan Sayur Kendal, jaringan distribusi sayuran dari Jakarta.
Produk Sambal Asett sebelumnya sudah sempat dipasarkan melalui Tokopedia, dan kini akan diperkuat agar lebih dikenal secara nasional.
“Kami ingin memastikan produksi sambal ini terus berjalan untuk menghidupkan petani cabai di Soe. Sayur Kendal siap menjadi mitra distribusi agar produk ini menjangkau lebih luas,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Frans Go langsung memesan 96 botol Sambal Asett. Yaya menyambut antusias kerja sama ini dan berharap langkah tersebut membuka peluang lebih besar bagi produk desa.
Dengan konsistensinya mendukung petani dan UMKM lokal, Frans Go menunjukkan bagaimana tokoh diaspora dapat berkontribusi langsung bagi daerah asal.
“Ini menjadi momen sangat berharga. Kehadiran Pak Frans tidak hanya memberikan dukungan moral, tapi juga membuka peluang menjangkau konsumen yang lebih luas,” ujar Yaya.
Perhatian terhadap UMKM NTT juga datang dari pemerintah daerah. Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa peningkatan kapasitas dan kualitas produk lokal menjadi prioritas strategis pemerintah provinsi.
Di acara Kupang Exotic Festival 2025 pada Kamis (26/6/2025), Gubernur Melki menyampaikan peluang produk desa untuk menembus pasar nasional, bahkan internasional, terbuka lebar melalui strategi hilirisasi atau pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah.
“Jika sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan digarap dengan hilirisasi yang baik, produk NTT akan memiliki nilai jual tinggi. Kupang Exotic Festival adalah salah satu cara kita memperlihatkan potensi ini,” katanya.
“Ini bukan hanya inovasi biasa, tetapi kontribusi nyata lembaga keagamaan dalam membangun kemandirian ekonomi umat di NTT,” tegasnya.
Program tersebut sejalan dengan kebijakan One Village One Product (OVOP) dan gerakan “Beli NTT.”
Pemerintah provinsi juga mendorong percepatan sertifikasi halal agar produk lokal semakin kuat di pasar nasional dan global.
Untuk mendekatkan UMKM dengan masyarakat, pemerintah daerah menghadirkan UMKM Night di Kota Kupang, yaitu festival malam akhir pekan yang memamerkan ratusan produk lokal unggulan.
“UMKM Night adalah momentum bagi pelaku usaha menunjukkan kualitas produknya. Masyarakat dapat melihat langsung potensi lokal dan mendorong perputaran ekonomi,” kata Gubernur Melki.
Cak Imin Minta Pekerja UMKM Juga Dapat Diskon 50 Persen Iuran BPJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
HIPMI Jakarta Utara Lantik Pengurus Baru, Ini Program yang Akan Dijalankan di 2025-2028 |
![]() |
---|
Cemburu Lihat Foto dengan Pria Lain, Remaja 16 Tahun di Jakarta Timur Tega Bunuh Kekasih |
![]() |
---|
DPD RI Soroti Pentingnya Peran Daerah dan UMKM dalam Stimulus Ekonomi 8+4+5 |
![]() |
---|
Pertamina Perkuat Ekosistem Wirausaha, Dukung Ekspor Perdana UMKM Kebumen Tembus ke Pasar AS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.