Investor Minati Nabung Rutin Aset Kripto, Metode DCA Pilihan untuk Investasi Jangka Panjang
Metode DCA atau Dollar Cost Averaging kini banyak dipilih oleh investor dalam membangun portofolio kripto.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menabung aset digital seperti aset kripto kini makin diminati investor sebagai alternatif berinvestasi dalam jangka panjang.
Metode DCA atau Dollar Cost Averaging kini banyak dipilih oleh investor dalam membangun portofolio kripto.
Cara ini mendorong kebiasaan membeli aset crypto dalam jumlah tetap dan rutin, sehingga dapat mengurangi risiko dari fluktuasi harga pasar.
Head of Product Marketing Pintu, Iskandar Mohammad, menjelaskan bahwa tren penggunaan fitur DCA terus menunjukkan peningkatan.
“Pada kuartal III dan IV tahun 2024, kami mencatat pertumbuhan penggunaan fitur Auto DCA di Pintu mencapai 67,18 persen. Ini menunjukkan minat yang tinggi terhadap pendekatan investasi jangka panjang yang konsisten,” ungkap Iskandar.
Seiring dengan tumbuhnya kebiasaan menabung crypto secara rutin, kini tersedia pula pilihan untuk melakukan pembelian otomatis dan terjadwal untuk lebih dari satu aset sekaligus.
Dengan sistem ini, pengguna dapat mengatur sendiri alokasi dana per bulan sesuai preferensi, misalnya 50 persen di Bitcoin (BTC), 30 persen di Ethereum (ETH), dan 20 persen di Solana (SOL).
Baca juga: BI dan OJK Kini Atur Aset Keuangan Digital termasuk Aset Kripto
Semuanya berjalan otomatis tanpa perlu pemantauan pasar setiap saat. "Beberapa aset yang cukup populer dalam skema nabung rutin ini antara lain Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), XRP (XRP), dan Manta Network (MANTA)," katanya.
Metode DCA dinilai membantu investor untuk tetap tenang dalam menghadapi naik-turunnya pasar kripto. Pendekatan ini menekankan pentingnya konsistensi.
“Timing the market itu tidak mudah. Dengan DCA, investor bisa fokus membangun portofolio secara disiplin dan perlahan-lahan mencapai tujuan finansialnya,” ujar Iskandar.
Bagi mereka yang tertarik mencoba, langkah-langkah untuk memulai cukup sederhana. Pengguna cukup menentukan aset yang ingin dibeli secara berkala, besaran alokasi dana, dan jadwal pembeliannya—baik harian, mingguan, maupun bulanan.
Setelah itu, sistem akan menjalankan pembelian secara otomatis sesuai pengaturan.
Baca juga: Nilai Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 650,61 Triliun di 2024
"Tren menabung crypto dengan pendekatan rutin seperti ini diperkirakan akan terus berkembang, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya diversifikasi dan disiplin dalam investasi jangka panjang," katanya.
Crypto pun perlahan mulai diposisikan bukan hanya sebagai instrumen spekulatif, melainkan bagian dari strategi menabung yang lebih modern.
Ronkb Luncurkan Chain Reform Accelerator, Dorong Integrasi Blockchain dan Keuangan |
![]() |
---|
Perdagangan Aset Kripto Diarahkan Berkontribusi Terhadap Pembangunan Berkelanjutan |
![]() |
---|
Hingga Akhir Juli 2025, Transaksi Kripto di Indonesia Rp276,45 Triliun |
![]() |
---|
Investor Asing Mulai Hati-hati Imbas Demo, 4 Hari Jual Saham di Pasar Modal Mencapai Rp5,28 triliun |
![]() |
---|
Kepercayaan Investor Dorong Laju IHSG Kembali Menguat Setelah Sempat Turun 3 Persen Imbas Demo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.