Sabtu, 4 Oktober 2025

Industri Menara Telekomunikasi Hadapi Tantangan Operasional Skala Besar

Industri menara telekomunikasi dan fiber optik menghadapi tantangan operasional tinggi karena mengelola puluhan ribu menara di berbagai pelosok.

|
Editor: Choirul Arifin
dok. ANS
MENARA SELULER - Industri menara telekomunikasi dan fiber optik menghadapi tantangan operasional berskala besar. Ini karena mereka mengelola puluhan ribu menara telekomunikasi dan puluhan ribu segmen serat optik di berbagai daerah. 

 

 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Industri menara telekomunikasi dan fiber optik menghadapi tantangan operasional berskala besar karena mengelola puluhan ribu menara telekomunikasi dan puluhan ribu segmen serat optik di berbagai daerah.

Salah satu operator menara telekomunikasi yang menghadapi tantangan tersebut adalah Protelindo.

Tjin Tak Wong, Chief of IT, Protelindo mengatakan, perusahaannya saat ini mengelola 35.000 menara telekomunikasi dan 56.000 segmen serat optik yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Tantangan yang muncul tidak hanya di aspek perawatan menara tapi juga di penagihan penyewaan menara kepada pihak ketiga, yakni berbagai perusahaan telekomunikasi.

Proses penagihan atas lebih dari 54.000 sewa menara setiap tahun membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat kompleks.

Perusahaan menggunakan UiPath mulai tahun 2020 dan kemudian mampu menyelesaikan proses penagihan dalam satu minggu tanpa tambahan tenaga kerja.

"Efisiensi ini mendorong percepatan arus pembayaran dan memperkuat arus kas perusahaan," ujarnya dikutip Jumat, 24 Mei 2025.

UiPath merupakan teknologi otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI) sekaligus untuk meningkatkan efisiensi. Teknologi ini berasal dari perusahaan otomasi industri dan kecerdasan artifisial (AI) dari Amerika Serikat untuk proses otomasi penagihan. 

 

Perusahaan juga mengoptimalkan alur kerja bisnis dengan otomasi melalui n UiPath Test Suite untuk mempercepat migrasi sistem.

Perusahaan bisa melakukan pengujian terhadap ratusan transaksi dan laporan guna memastikan seluruh sistem berjalan optimal pasca-migrasi, sekaligus meminimalkan risiko gangguan operasional. 

Menurut Tjin Tak Wong, pengujian otomasi ini mencakup sekitar 400 transaksi dan laporan dan memangkas waktu migrasi sistem hingga setengah dari yang dibutuhkan sebelumnya.

Baca juga: Transaksi Judi Online Kerap Melalui Pulsa, Meutya Hafid Minta Operator Seluler Perketat Pengawasan

Bekerjasama dengan perusahaan yang sama, pihaknya juga membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan terkait teknologi AI dan otomasi melalui program ProAction untuk mengedukasi karyawan non-IT mengenai manfaat otomasi di Februari 2024 dan berlangsung selama dua bulan.

UiPath juga memberikan akses kepada peserta untuk menggunakan StudioX, sebuah platform yang memungkinkan karyawan tanpa latar belakang teknis atau keahlian pemrograman untuk mengotomatisasi tugas-tugas repetitif.

“Otomasi merupakan prioritas strategis yang akan mendorong transformasi dan pertumbuhan bisnis Protelindo,” ujar Tjin Tak Wong.

Baca juga: Setelah Diakuisi, IBST Diprediksi Sumbang Pendapatan ke Sarana Menara Nusantara 4 Persen

Menurutnya, kerjasama dengan UiPath berperan penting dalam meningkatkan efisiensi operasional serta memberdayakan karyawan untuk memaksimalkan potensi otomasi. 

Richard Spence, Area Vice President Growth Sales & International Region UiPath menekankan, seiring dengan pergeseran menuju era agentic AI, agentic automation menjadi kunci bagi bisnis untuk mendapatkan kelincahan dan kecepatan dalam membuka peluang serta potensi baru.

TelkomMetra Monetisasi AI

Sementara itu, PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra), entitas anak Grup Telkom yang bergerak di bidang investasi digital, mendorong pemanfaatan AI dan analitik data melalui anak usaha PT Infomedia Nusantara (Infomedia) dan PT Metra Digital Media (MDMedia).

Infomedia telah menggarap 172 proyek use case hingga kuartal I-2025, mencakup berbagai sektor strategis, termasuk Forum Human Capital Indonesia (FHCI) BUMN, PT Pegadaian, dan PT Pertamina.

Direktur Utama Infomedia Eddy Sofryano mengatakan fokus utama bisnis perusahaan adalah menciptakan nilai bisnis yang konkret melalui solusi AI, otomatisasi (automation), dan analitik data.

“Transformasi digital yang kami jalankan bukan sekadar eksplorasi, melainkan implementasi nyata yang memberikan dampak langsung. Tahun ini, AI menjadi pendorong utama penciptaan nilai bisnis,” jelas Eddy saat ditemui belum lama ini.

Teknologi AI yang mereka kembangkan diterapkan untuk mempercepat proses rekrutmen menggunakan teknologi screening dan online proctoring, serta mengotomatisasi proses administrasi melalui Robotic Process Automation (RPA) dan Document AI.

Laporan Reporter: Sri Sayekti/Yuliana Herma | Sumber: Kontan

 

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved