Kamis, 2 Oktober 2025

Stok Beras Bulog Capai 3,7 Juta Ton, Masyarakat Diminta Tak Khawatirkan Kualitasnya

Sudaryono juga memastikan bahwa beras yang mengalami penurunan kualitas tidak akan diberikan atau dijual ke masyarakat.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
STOK BERAS NASIONAL - Pekerja mengangkat beras Bulog ke gudang PT Food Statiton Tjipinang Jakarta Timur untuk kemudian disalurkan ke masyarakat sebagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras. Pemerintah memastikan beras yang mengalami penurunan kualitas tidak akan diberikan atau dijual ke masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Wakil Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas beras yang disimpan oleh Perum Bulog.

Saat ini, Perum Bulog memiliki stok beras sebanyak 3,7 juta ton. Ini merupakan jumlah tertinggi sepanjang sejarah BUMN Pangan tersebut berdiri.

Ia menyebut Bulog sudah 58 tahun menangani soal beras. Jadi, sudah tahu betul cara bagaimana menyimpan beras agar tetap awet dan berkualitas.

Baca juga: Indonesia Jadi Negara Terdepan di Asean dalam Produksi Stok Cadangan Beras yang Tembus 3,7 Juta Ton

"Bulog ini kan mengelola beras enggak baru tahun ini saja, tetapi sudah 58 tahun. Jadi cara meyimpan beras supaya awet difumigasi namanya, dirawat supaya dia tetap terjaga kualitasnya," kata Sudaryono usai meninjau Sentra Penggilingan Padi Modern/Modern Rice Milling Plant (MRMP) Perum Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).

Ia mengakui bahwa dalam jumlah besar seperti ini mungkin saja ada sebagian kecil beras yang berkualitas buruk.

Namun, ia menegaskan bahwa jumlah beras yang tak berkualitas baik itu sangat kecil dibandingkan total stok yang ada.

"Kalau ada ada yang rusak itu volumenya kecil. Misalnya kita punya 3,7 juta ton, kemudian rusak 10 ton atau 50 ton. Kan kecil ya," ujar Sudaryono.

"Bukan berarti kami mengecilkan arti dari beras yang adalah makanan pokok kita, bukan, tetapi secara persentase kan kecil sekali," jelasnya.

Sudaryono juga memastikan bahwa beras yang mengalami penurunan kualitas tidak akan diberikan atau dijual ke masyarakat.

Beras tersebut akan dialihkan untuk keperluan lain seperti dijadikan sebagai pakan ternak.

"Tidak mungkin yang rusak itu diberikan kepada manusia. Pasti ada cara, salah satunya adalah untuk misalnya pakan ternak dan seterusnya. Ini satu hal yang enggak perlu dikhawatirkan. Jadi no worry lah kalau gitu," ucap Sudaryono.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved