Super Holding Danantara
Pengamat: Nama-nama Besar di Danantara Harus Didukung Prinsip Tata Kelola yang Baik
Toto Pranoto melihat nama-nama besar di BPI Danantara perlu dibarengi dengan praktik tata kelola yang baik secara konsisten.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengamat dan ekonom menyambut baik struktur kepengurusan PT Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dalam memperkenalkan jajaran Managing Directors pada Senin (24/3/2025), Kepala Badan Pengelola (BP) Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani berulang kali menegaskan bahwa pengisian jabatan di holding investasi dan holding operasional dilakukan secara hati hati dan profesional dengan melibatkan head hunter kelas dunia.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto melihat nama-nama besar di BPI Danantara perlu dibarengi dengan praktik tata kelola yang baik secara konsisten.
Baca juga: Danantara Pastikan Tak Ada Titipan dalam Pemilihan Pengurus, KPK dan Kapolri Terlibat Pengawasan
Struktur lengkap pengurus BPI Danantara diisi sejumlah warga negara asing (WNA) juga masuk jajaran pengurusnya. Ada nama Ray Dalio, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor hingga Thaksin Shinawatra. Mereka mengisi posisi di dewan penasihat Danantara.
Toto mengatakan, nama-nama seperti Dalio dan Taylor dikenal sebagai pengelola investasi global bernilai jumbo. Sedangkan Sachs, memiliki pengalaman global, sehingga bisa memberikan masukan terutama mengenai geopolitik internasional.
"Nama-nama relatif yang punya pengalaman cukup besar di dunia investasi global," ujar Toto saat dihubungi Tribunnews, Selasa (25/3/2025).
Namun, Toto mengingatkan, yang terpenting bukan hanya adanya nama-nama besar. Tetapi, bagaimana Danantara bisa mengimplementasikan praktik good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik. Toto mencontohkan, 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB juga diisi nama-nama besar. Hanya saja, praktik tata kelola perusahaan yang baik tidak dijalankan.
"Itu menimbulkan masalah. Jadi, nama-nama besar harus didukung dengan implementasi prinsip-prinsip tata kelola yang baik, dan betul-betul dijalankan," ucap Toto.
Selain itu, kata Toto, Danantara harus bisa segera menghasilkan quick win program atau program gebrakan yang bisa membantu membangun kepercayaan publik kembali. Misalnya, dengan mempercepat restrukturisasi BUMN yang 'sakit' bisa diperbaiki, dan BUMN 'sehat' bisa profit lebih besar.
Baca juga: Ekonom: Figur Profesional di Danantara Bisa Membuat Pasar Saham Rebound
"Yang penting bagaimana kemampuan Danantara bisa mendukung proyek strategis sesuai kebutuhan pemerintah. Misalnya, berkaitan dengan ketahanan energi dan pangan," tutur Toto.
Dengan begitu, bisa menarik investor asing masuk ke dalam negeri. Dan, menciptakan lapangan kerja baru, sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Kalau bisa dikerjakan akan membantu perubahan kepercayaan pasar bahwa Danantara bisa melakukan hal tadi," imbuh Toto.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Bidang Ekonomi Moneter dan Keuangan Telisa Aulia Falianty berpendapat, struktur pengelola Danantara telah sesuai dengan orang yang mampu di bidangnya.
"Secara umum saya melihat ini kalau secara struktur pengelola diisi oleh orang orang yang capable di bidangnya," kata Telisa saat dihubungi Tribunnews, Senin (24/3/2025).
Selain itu, para pejabat eksekutif terpilih ini diharapkan memiliki rekam jejak yang panjang dan terkenal memiliki integritas tinggi. Prinsip profesional, kredibel dan berintegritas menjadi syarat mutlak bagi para pejabat yang akan mengelola aset Danantara yang diestimasi mencapai belasan ribu triliun.
Baca juga: PT Biro Klasifikasi Indonesia Jadi Perusahaan Holding Operasional Danantara
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.