Distribusi Elpiji 3 Kg
Saat Gas Melon Bikin Melow, Emak-emak Menjerit, Rela dari Subuh Berburu, Sudah Setor KTP Tapi . . .
Gas melon langka, emak-emak melow dan menjerit. Bahan utama agar dapur tetap ngepul ini seolah lenyap. Gas ini pun diburu.
TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Aturan baru tata niaga liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji subsidi tabung 3 kg ramai diperbincangkan.
Masyarakat merasa kesulitan mendapatkan gas melon ini.
Baca juga: Polemik LPG 3kg Langka, Waka MPR: Pengecer Tetap Diperlukan Tapi Harus Didata
Emak-emak yang paling merasakan aturan baru distribusi gas elpiji 3 kg ini.
Bahan utama agar dapur tetap ngepul ini seolah lenyap.
Gas melon langka, emak-emak menjerit. karena gas elpiji 3 kg mendadak langka.
Pemerintah melalui penyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Bahlil pun membantah terjadi kelangkaan elpiji 3 kg.
Menurut Bahlil, pemerintah sedang memperbaiki tata kelola penyediaan elpiji 3 Kg untuk mencegah adanya oknum pengecer yang menaikkan harga elpiji 3 Kg.
"Oh gini, kalau dibilang LPG langka, enggak. LPG itu tetap semua ada, tapi sekarang lagi ditata kelolanya diatur, agar tidak boleh ada oknum yang menaikkan harga LPG 3 kg," ucap Bahlil saat ditemui di Bogor, Sabtu, dilansir Kompas.com.
Namun faktanya masyarakat memang susah mendapatkan gas LPG ini.
"Gas melon bikin melow ini. Was-was saya, kalau gak bisa masak. Saya masih harus masak untuk anak-anak masih perlu dapur ngepul. Gimana mau ngepul kala gas nya habis," kata Liana, warga Serua Ciputat Tangerang Selatan.
Ia mengatakan sudah mendatangi warung-warung yang biasa menjual gas elpiji, namun tetap saja, gas 3 kg habis.
Pedagang eceran hanya akan mengupayakan akan mencari pasokan ke pangkalan elpiji.
Nasib serupa juga dirasakan Erma, pemilik lapak UMKM jajanan ini bahkan sampai harus menghentikan usahanya sementara karena gas elpijinya habis.
"Gas nya habis, stop produksi siomay sama cilok dulu. Sudah 3 hari cari gas susah," tuturnya.
Erma bahkan rela antre dari subuh saat mendapat informasi jika ada pangkalan yang buka sejak pagi.
Ia rela antre bahkan kalau pun harganya naik tak masalah.
"Asal dapat saja ini. Gas elpiji 3 kg, naik harga gak apa apa. Naik katanya sampai Rp25 ribu tadi," katanya.
Pangkalan diserbu, gas elpiji malah pergi

Sementara itu, sjumlah warga mendatangi pangkalan di Jalan Villa Pamulang Mas, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025) pagi.
Pantauan Tribunnews.com, warga menunggu di depan pangkalan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg.
"Katanya disuruh ke sini. Saya kehabisan gas, tadi di warung gak ada," ujar Ibu Nia.
Warga menunggu beberapa saat di depan pintu gerbang pangkalan gas elpiji.
Beberapa saat kemudian pria berpakaian polisi keluar dan meminta warga mencari di warung.
Tampak sebuah mobil pikap mengangkut elpiji 3 kg keluar dari pangkalan resmi itu.
"Mau dibawa ke mana," tanya warga kepada sopir.
Si sopir tak menjawab, dia langsung pergi meninggalkan pangkalan.
Gas elpiji 3 kg tak bisa dibeli di warung?

Pemerintah memberlakukan larangan bagi pengecer, termasuk warung, untuk menjual gas elpiji 3 Kilogram mulai 1 Februari 2025.
Kebijakan ini, bertujuan untuk memastikan subsidi pemerintah tepat sasaran.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi mengatakan, elpiji 3 Kg atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg merupakan barang bersubsidi dari pemerintah.
Oleh sebab itu, distribusinya perlu diatur agar tepat sasaran.
"Semua memang harus kami rapikan ya. Elpiji 3 kilogram ini kan ada subsidi di situ dari pemerintah," katanya, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu.
Pertamina ungkap keuntungan belia gas elpiji 3 Kg di pangkalan

Terkait warga yang sulit mendapatkan gas elpiji, PT Pertamina Patra Niaga mengimbau warga untuk membeli elpiji 3 Kg di pangkalan resmi.
Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, harga gas di pangkalan resmi akan disesuaikan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Bagi masyarakat, pembelian di pangkalan resmi elpiji 3 Kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer, karena harga yang dijual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/1/2025).
Selain harganya lebih murah, masyarakat bisa mendapatkan elpiji 3 kg sesuai volumenya.
"Dengan membeli di pangkalan, masyarakat juga diuntungkan mengingat di pangkalan ada timbang."
"Jadi masyarakat bisa mengecek volume setiap tabung LPG 3 kg yang dibeli, jika dirasa kurang pas, maka bisa dilakukan penukaran secara langsung," jelas Heppy.
Warga antre pakai KTP, tapi ini yang terjadi

Diketahui, mulai 1 Februari 2025, gas elpiji 3 Kg tidak lagi dijual di pengecer.
Namun, masyarakat dapat membeli elpiji 3 Kg atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di pangkalan resmi Pertamina.
Nantinya, warga yang ingin membeli gas di pangkalan bisa menunjukkan NIK KTP.
Nah, untuk mengetahui pangkalan resmi terdekat, masyarakat dapat mengakses situs https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg atau menghubungi Call Centre 135.
Sementara itu, jika para pengecer ingin menjual gas elpiji subsidi wajib mendaftar sebagai pangkalan.
Bagaimana faktanya di masyarakat?
Nia, seorang warga Depok mengatakan, dirinya sudah antre di pangkalan membawa KTP, namun kenyataannya tak semanis yang dijanjikan.
Gas melon idaman para emak belum juga didapatkannya.
"Sudah setor KTP di pangkalan, katanya gitu aturannya. Tapi, belum juga ini. Gas melon, oh gas elpiji, susahnya mendapatkanmu," keluhnya.
(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Hasanuddin Aco) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.