Sabtu, 4 Oktober 2025

Cerita Mantan Pegawai Bank Inovasikan Kuliner Berbahan Bekatul, Turut Berdayakan Emak-emak

Cerita lahirnya inovasi kuliner yang tak biasa datang dari sosok Yuliani Setiawati, pelaku UMKM dari Kota Solo dengan produk kuliner berbahan bekatul.

Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto
Pemilik Dbroo Kitchen, Yuliani Setiawati dengan produk utama Bekatul Egg Roll alias Bekroll. 

TRIBUNNEWS.COM - Dari sudut Kota Solo, cerita lahirnya inovasi kuliner yang tak biasa datang dari sosok Yuliani Setiawati.

Yuliani merupakan mantan pegawai bank yang berhasil mengubah bekatul menjadi berbagai produk camilan lezat dan bernutrisi.

Mulai dari donat hingga egg roll yang ia kreasikan berbasis bekatul.

Usahanya dinamakan Dbroo Kitchen dengan produk utama Bekroll, singkatan dari bekatul egg roll.

Cerita bermula saat ia berhenti dari pekerjaannya pada 2019.

Yuliani memulai usaha kuliner dengan donat sebagai produk pertamanya yang ia titipkan di angkringan dan lapak susu segar.

Namun, persaingan harga dengan pemain lama membuatnya belajar pentingnya rebranding dan peningkatan kualitas kemasan.

Pada tahun 2020, ia bergabung dengan komunitas UMKM dan mengenal potensi bekatul dari temannya yang memproduksi susu bekatul.

Dari situ, ia mencoba mengolah bekatul menjadi brownies, donat, dan kue kering, terutama untuk momen Lebaran.

Sambutan positif dari pasar menginspirasinya untuk membuat bekatul sebagai bahan utama berbagai camilan, seperti egg roll, kue kering, dan roti.

Baca juga: Jelinya UMKM Solo Manfaatkan Bekatul Jagung Jadi Brownies Sehat, Rumah BUMN Turut Beri Andil

Yuliani Setiawati, owner Dbroo Kitchen dengan produk utama Bekroll, singkatan dari bekatul egg roll.
Yuliani Setiawati, owner Dbroo Kitchen dengan produk utama Bekroll, singkatan dari bekatul egg roll. (Tribunnews/IST)

Pemberdayaan Emak-Emak dan Produksi Kreatif

Yuliani memberdayakan emak-emak di sekitar tempat tinggalnya di Karangasem, Solo.

Mayoritas ibu-ibu lansia itu diberdayakan untuk membantu proses produksi.

Ia menciptakan sistem kerja sama yang fleksibel.

Yaitu bahan dan alat dipersiapkan oleh Yuliani, sementara produksi dilakukan di rumah masing-masing.

Dengan model ini, ia mengatasi keterbatasan ruang produksinya.

“Mereka senang karena ada kegiatan baru. Saya juga senang karena kualitas produk tetap terjaga, semua bahan dan takaran saya kontrol sendiri,” ujarnya.

Keunggulan Produk 

Produk Yuliani menggunakan bekatul beras merah, yang kaya serat dan rendah gula.

Dalam proses produksinya, bekatul diolah terlebih dahulu dengan pengeringan di oven untuk meningkatkan daya simpannya hingga tujuh bulan.

Ia juga bermitra dengan Bulog untuk pasokan bekatul berkualitas dengan harga terjangkau.

Pemasarannya tak hanya menyasar toko oleh-oleh dan bakery di Solo, tetapi juga menjangkau rumah sakit, tempat yang identik dengan konsumen yang peduli kesehatan.

Selain dijual melalui sejumlah e-commerce, produk Dbroo Kitchen seperti Bekroll juga tersedia di sejumlah toko di Solo dan Yogyakarta.

Yuliani berharap inovasinya dapat menjadi solusi atas ketergantungan Indonesia pada terigu impor.

"Kayaknya kok Indonesia sekarang ketergantungan dengan terigu, misal roti gitu sekarang tidak dihasilkan dari full terigu," ujarnya.

Bekatul, menurut Yiliani, memiliki potensi besar untuk menggantikan tepung terigu, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan akan alternatif bahan pangan sehat dan lokal.

"Bekatul di Indonesia kan melimpah itu enggak harus impor dari negara lain jadi tujuannya memang ingin menjajarkan antara bekatul dan terigu," ujarnya.

Program BRILianPreneur dan Rumah BUMN Beri Manfaat

Dalam perjalanan usahanya, Yuliani turut mendapat manfaat sejumlah program dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Yuliani sempat mengikuti inkubasi bisnis BRILianPreneur 2023 dari BRI. 

Pemilik Dbroo Kitchen, Yuliani Setiawati (kiri) berfoto bersama Direktur Utama BRI, Sunarso dalam acara UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Sabtu (9/12/2023)
Pemilik Dbroo Kitchen, Yuliani Setiawati (kiri) berfoto bersama Direktur Utama BRI, Sunarso dalam acara UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Sabtu (9/12/2023) (Istimewa)

"Kebetulan lolos untuk inkubasi BrilianPreneur acara dari BRI juga di Jakarta, dari situ pertama kalinya saya ke Jakarta membawa produk saya bekatul," ujarnya.

Saat itu, produk bekatulnya mendapat sambutan yang positif, tidak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri.

"Alhamdulillah orang kota itu interest banget seperti itu kan terus kebetulan juga di momen itu saya ketemu buyer dari Kanada sama dari Australia."

"Pertama kalinya juga bisa dibawa ke negara mereka cuman ya belum dikatakan ekspor ya cuma kan dibawa pembeli ke luar, juga belum banyak banget," ujarnya.

Saat ini, Yuliani mengaku tengah mempersiapkan standar untuk memasuki pasar ekspor dengan mempertimbangkan tambahan nitrogen atau pengawet agar daya simpan produknya lebih panjang.

Selain BrilianPreneur, program BRI lain yang memberi manfaat bagi Yuliani adalah Rumah BUMN Solo.

Salah satu manfaat nyata dari Rumah BUMN Solo yang Yuliani rasakan adalah ruang display gratis untuk produknya di salah satu hotel di Kota Solo.

Ya, produk Dbroo Kitchen milik Yuliani dan sejumlah UMKM lain bisa didapatkan di lobi Hotel Ibis Style Solo.

Pengunjung Kota Solo yang menginap di sana dapat dengan mudah membeli oleh-oleh di stand khusus tersebut.

Sejumlah produk UMKM binaan Rumah BUMN Solo terpajang di lobi Hotel Ibis Style Solo.
Sejumlah produk UMKM binaan Rumah BUMN Solo terpajang di lobi Hotel Ibis Style Solo. (Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto)

75 Ribu UMKM Dipayungi Rumah BUMN Solo

Sementara itu ditemui terpisah, Koordinator Rumah BUMN Solo, S. Condro Rini mengatakan, ribuan UMKM yang menjadi mitra berasal dari berbagai sektor usaha.

“Ada 75 ribu UMKM mitra di Rumah BUMN Solo, berasal dari bidang sektor, seperti fashion, craft and home decor, food and beverage (kuliner), beauty and wellness (kecantikan), perdagangan, dan jasa,” ungkapnya kepada Tribunnews, Jumat (1/11//2024).

UMKM yang bergabung di RAMA, akronim dari Rumah BUMN Sala (ejaan Jawa), tak cuma berasal dari Kota Surakarta.

Rumah BUMN Solo juga mewadahi pelaku UMKM dari enam kabupaten lain di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, dan Klaten.

“Kami ingin memberikan pendampingan bagi pelaku usaha lebih luas lagi. Bagi mereka pelaku usaha yang tidak berada di Kota Solo pun masih dapat merasakan manfaat dari Rumah BUMN Solo,” ujar Condro.

Rumah BUMN Solo, Jawa Tengah
Rumah BUMN Solo, Jawa Tengah (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

Pelaku UMKM dapat menikmati berbagai pelatihan seperti manajemen keuangan sederhana, legalitas usaha, hingga penguatan mindset menjadi entrepreneur.

Perkembangan media sosial dan digitalisasi juga menjadi perhatian Rumah BUMN Solo.

Seperti pemasaran digital, rebranding logo, fotografi dan videografi menggunakan smartphone, dan masih banyak lagi. 

“Kami memberikan pelatihan sesuai dengan apa yang paling dibutuhkan oleh para pelaku usaha saat ini sehingga mereka dapat upgrade skill dan mengikuti perkembangan yang ada saat ini,” ujar Condro. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved