Senin, 29 September 2025

Indonesia Makin Bergantung Pada Gandum, Volume Impor Melonjak Tajam di Januari-September 2024

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia mencapai 9,45 juta ton pada Januari–September 2024.

Editor: Choirul Arifin
World Grain
Ilustrasi biji gandum - Indonesia makin bergantung pada bahan pangan berbasis gandum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia mencapai 9,45 juta ton pada Januari–September 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indonesia makin bergantung pada bahan pangan gandum. Hal ini bisa dilihat dari tren impor gandum oleh Indonesia yang terus naik signifikan seiring tingginya permintaan bahan baku tepung terigu tersebut. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia mencapai 9,45 juta ton pada Januari–September 2024.

Angka ini naik 19,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Volume tersebut bahkan mendekati realisasi impor gandum sepanjang 2023, yang tercatat sebesar 10,87 juta ton. 

Australia masih menjadi pemasok gandum terbesar bagi Indonesia dengan total 2,15 juta ton hingga September 2024. Diikuti oleh Kanada (2,02 juta ton), Argentina (1,80 juta ton), Ukraina (1,66 juta ton), dan Rusia (956.010 ton). 

Indonesia mengimpor empat jenis utama gandum, yakni gandum durum (HS 10011900), biji gandum tanpa kulit (HS 10019912), gandum selain durum dan biji tanpa kulit (HS 10019919), serta meslin (HS 10019999). 

Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang menyebut bahwa tingginya impor gandum sejalan dengan peningkatan kebutuhan tepung terigu nasional, terutama menjelang akhir tahun.

Industri tepung terigu tengah bersiap menyambut permintaan tinggi pada momentum musiman, termasuk Ramadan 2025 yang sudah mulai direncanakan sejak akhir 2024. 

Baca juga: Jokowi Ingatkan Imbas Perang Rusia-Ukraina pada Harga Pangan, Sebut Impor Gandum Capai 11 Juta Ton

“Realisasi impor gandum ini masih wajar karena permintaan tepung terigu nasional meningkat sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Franciscus, Selasa (26/11/2024).

Data Aptindo menunjukkan konsumsi tepung terigu nasional pada Januari–September 2024 mencapai 5,54 juta metrik ton, setara dengan kebutuhan gandum sekitar 7 juta ton. 

Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies, menambahkan bahwa sebagian impor gandum juga digunakan untuk industri pakan ternak sebagai substitusi jagung.

Baca juga: Gandum Pangan Dipakai Pakan Ternak, KPPU Segera Panggil Pihak Terkait 

Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan jagung di dalam negeri. “Gandum ini diimpor sebagai pengganti jagung yang pasokannya masih kurang,” jelasnya. 

Harga Gandum Sempat Turun 

Penurunan harga gandum global di pertengahan 2024 turut mendorong peningkatan impor. Namun, harga kembali naik akibat berbagai faktor seperti gejolak geopolitik di negara produsen, perubahan iklim, dan penguatan dolar AS. 

Industri tepung terigu domestik sendiri menunjukkan tren positif. Tingginya permintaan tepung terigu dari industri makanan olahan, UMKM, roti, dan mi instan menjadi pendorong utama.

“Pertumbuhan industri tepung terigu dalam negeri stabil dengan estimasi sekitar 8%-9% tahun ini,” kata Ratna. 

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan